Laman

Jumat, 26 Februari 2016

Dasar Kau nyamuk,!!



“nguwing.. nguwing.. “ suara nyamuk sedang bermain-main disekitar telingaku.
ketika itu hampir pukul 02.00 dikala mimpi indah sedang menggelayuti tidur nyenyakku.. hmmm.. segerombolan nyamuk menyerangku, dari mulai ujung kaki sampai ujung kepala, mereka semua merampokku, ya.. merampok darahku, memang sih tak terlalu banyak. Namun, sangat menganggu karena bekas gigitannya dapat menyebabkan bentol-bentol serta berkelanjutan menjadi gatal-gatal dan hingga akhirnya menjadi luka, karena begitu gatalnya bekas gigitannya.
            Akupun, marah.. sangat marah.. menjengkelkan menyebalkan.. apa yang harus aku lakukan untuk membasmi mereka?
Ahha..!! mamahku itu, sangat sayang padaku, hingga ketika aku mau tidur, selalu diingatkan “nak.. oleskan dulu obat anti nyamuk nya (soffel,dan sejenisnya)”
Aku pun selalu sedia obat penolak nyamuk itu, lalu aku oleskan lagi disekitar kaki, tangan, dan telinga luar. Dan aku pun kembali nyenyak tidur sampai ke esokan pagi nya.. dan bangun dengan segar kembali..
Pada siang hari nya, aku pun meneliti kenapa sih ? bahan apa yang menyebabkan kulitku mampu mengusir nyamuk dengan memakai obat penolak nyamuk ini? Ternyata, dibelakang kemasannya tertulis bahan aktif : diethyltoluamide 13% bahan tersebut ternyata ZAT ini merupakan sejenis minyak berwarna sedikit kuning. Senyawa ini umumnya merupakan bahan paling efektif sebagai penolak serangga, seperti : nyamuk, kecoa, dan sebagainya. Senyawa ini terutama digunakan untuk menolak nyamuk. Senyawa ini juga melindungi pemakainya terhadap gigitan nyamuk yang dapat menularkan demam dengue, virus Nil Barat,ensefalitis estern equine, dan malaria. Senyawa ini bernama N,N-Dietil-meta-toluamida, disingkat DEET.
Nama IUPAC senyawa ini ialah N,N-Dietil-3-metilbenzamida. Sedangkan nama lainnya seperti yang disebutkan di atas, yaitu N,N-Dietil-meta-toluamida.
Rumus molekul senyawa ini ialah C12H17NO dengan berta molekul 191,27 gr/mol. Densitas minyak yang berwarna sedikit kuning ini adalah 0,998 gr/mL, dengan titik leleh -45 oC, -49 oF, 228 K dan titik didih 288-292 oC. Senyawa ini termasuk beracun menurut klasifikasi Uni Eropa.
 Nah, kawan tadi kan manfaat kita memakai zat tersebut, sekarang kita harus mengetahui bagaimana dampak kesehatannya yah diantaranya : Sebagai peringatan, produk DEET tidak harus digunakan di bawah pakaian atau pada kulit yang luka, dan bahwa sediaan dicuci setelah zat tersebut tidak diperlukan lebih lama atau antara beberapa pemakaian. DEET juga dapat berfungsi sebagai zat yang mengiritasi, dengan kasus-kasus yang tidak lazim, DEET bisa menyebabkan reaksi pada kulit, mungkin ketidak cocokan atau mempunyai alergi pada bahan kimia tertentu.
Dengan Registrasi Keputusan yang Memenuhi syarat, Dewan Perlindungan Lingkungan—EPA melaporkan 14 hingga 46 kasus DEET berpotensi terkait dengan pembeslahan, termasuk empat kematian. EPA menetapkan:“…. itu jelas bahwa beberapa kasus yang mungkin terkait dengan toksisitas DEET,“ tetapi diamati bahwa 30% dari masyarakat AS menggunakan DEET, kemungkinan tingkat pembeslahan itu hanya sekitar 1 per 100 juta pemakai.
Kantor Proyek Informasi Pestisida dengan Peningkatan Kerjasama dari Universitas Cornell, yang menetapkan bahwa karyawan Everglades Natinal Park mengalami pajanan DEET yang meluas yang lebih mungkin mengalami gangguan tidur (insomia), suasana hati dan fungsi kognitif dibandingkan dengan rekan kerja mereka yang lebih sedikit terpajankan.
Bila digunakan seperti yang dianjurkan, paroduk-produk yang mengandung 10 – 30% DEET aman untuk digunakan pada anak-anak seperti pada orang dewasa tetapi merekomendasikan bahwa DEET jangan digunakan pada bayi usia kurang dari dua bulan.
Di negara Kanada pemerintahannya melarang penjualan zat penolak serangga untuk digunakan oleh manusia yang mengandung > 30% DEET berdasarkan evaluasi pada  tahun 2002. Bila konsentrasi DEET 10% atau lebih kecil dan zat penolak tersebut digunakan tidak lebih dari tiga kali sehari Badan yang berwenang tersebut setuju untuk digunakan pada anak-anak antara usia 2 dan 12 tahun. Anak-anak di bawah 2 tahun tidak perlu menerima lebih dari satu kali pakai zat penolak dalam sehari dan DEET berdasarkan produk-produk dengan satu konsentrasi yang tidak digunakan pada bayi di bawah usia 6 bulan.
Baru-baru ini, DEET telah diketahui menghambat aktivitas enzim sistem saraf pusat, asetilkolinesterase, baik pada serangga maupun pada manusia. Enzim ini termasuk hidrolisis neurotransmitter asetilkolin, sehingga memainkan peranan dalam fungsi neuron yang memantau otot-otot. Disebabkan sifat ini, banyak insektisida digunakan untuk memblokir asetilkolinesterase, yang berakibat pada akumulasi berlebihan asetilkolin pada pembelahan sinaptik, yang menyebabkan paralisis neuromuskular dan kematian akibat asfiksiasi (kelelahan).
DEET secara umum digunakan dalam kombinasinya dengan insektisida dan mempunyai kapasitas kekuatan toksisitas dari karbamat, satu golongan insektisida yang diketahui dapat memblokir asetilkolinesterase. Penemuan tersebut memberikan bukti bahwa, disamping memiliki efek racun yang terkenal terhadap sistem penciuman, DEET juga bertindak pada otak serangga, dan bahwa toksisitasnya diperkuat dengan kombinasinya dengan insektisida lain.
 Baiklah kawan, kan tadi kita sudah mengetahui apa itu DEET,
digunakan boleh saja, asal tidak menyalahi batas yah..
ada hal yang sederhana untuk mengusir atau menolak nyamuk, supaya tidak merampok darah kita loh kawan, diantaranya dengan memakai kelambu.

Semoga bermanfaat dan barokah..

Daftar pustaka :  https://wawasanilmukimia.wordpress.com/2014/01/26/deet-penolak-nyamuk-paling-efektif-tapi/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar