“nguwing.. nguwing.. “ suara nyamuk sedang
bermain-main disekitar telingaku.

Akupun, marah.. sangat marah..
menjengkelkan menyebalkan.. apa yang harus aku lakukan untuk membasmi mereka?
Ahha..!! mamahku itu, sangat sayang padaku,
hingga ketika aku mau tidur, selalu diingatkan “nak.. oleskan dulu obat anti
nyamuk nya (soffel,dan sejenisnya)”
Aku pun selalu sedia obat penolak nyamuk
itu, lalu aku oleskan lagi disekitar kaki, tangan, dan telinga luar. Dan aku
pun kembali nyenyak tidur sampai ke esokan pagi nya.. dan bangun dengan segar
kembali..
Pada siang hari nya, aku
pun meneliti kenapa sih ? bahan apa yang menyebabkan kulitku mampu mengusir
nyamuk dengan memakai obat penolak nyamuk ini? Ternyata, dibelakang kemasannya
tertulis bahan aktif : diethyltoluamide
13% bahan tersebut ternyata ZAT ini merupakan sejenis minyak berwarna
sedikit kuning. Senyawa ini umumnya merupakan bahan paling efektif sebagai
penolak serangga, seperti : nyamuk, kecoa, dan sebagainya. Senyawa ini terutama
digunakan untuk menolak nyamuk. Senyawa ini juga melindungi pemakainya terhadap
gigitan nyamuk yang dapat menularkan demam dengue, virus Nil Barat,ensefalitis
estern equine, dan malaria. Senyawa ini bernama N,N-Dietil-meta-toluamida,
disingkat DEET.
Nama IUPAC senyawa ini ialah
N,N-Dietil-3-metilbenzamida. Sedangkan nama lainnya seperti yang disebutkan di
atas, yaitu N,N-Dietil-meta-toluamida.
Rumus molekul senyawa ini ialah C12H17NO
dengan berta molekul 191,27 gr/mol. Densitas minyak yang berwarna sedikit
kuning ini adalah 0,998 gr/mL, dengan titik leleh -45 oC, -49 oF, 228 K dan titik didih
288-292 oC. Senyawa ini termasuk beracun
menurut klasifikasi Uni Eropa.
Nah, kawan tadi kan manfaat kita memakai zat
tersebut, sekarang kita harus mengetahui bagaimana dampak kesehatannya yah
diantaranya : Sebagai peringatan, produk DEET tidak harus digunakan di bawah
pakaian atau pada kulit yang luka, dan bahwa sediaan dicuci setelah zat
tersebut tidak diperlukan lebih lama atau antara beberapa pemakaian. DEET juga
dapat berfungsi sebagai zat yang mengiritasi, dengan kasus-kasus yang tidak
lazim, DEET bisa menyebabkan reaksi pada kulit, mungkin ketidak cocokan atau
mempunyai alergi pada bahan kimia tertentu.
Dengan Registrasi Keputusan yang Memenuhi syarat,
Dewan Perlindungan Lingkungan—EPA melaporkan 14 hingga 46 kasus DEET berpotensi
terkait dengan pembeslahan, termasuk empat kematian. EPA menetapkan:“…. itu
jelas bahwa beberapa kasus yang mungkin terkait dengan toksisitas DEET,“ tetapi
diamati bahwa 30% dari masyarakat AS menggunakan DEET, kemungkinan tingkat
pembeslahan itu hanya sekitar 1 per 100 juta pemakai.
Kantor Proyek Informasi Pestisida dengan Peningkatan
Kerjasama dari Universitas Cornell, yang menetapkan bahwa karyawan Everglades
Natinal Park mengalami pajanan DEET yang meluas yang lebih mungkin mengalami
gangguan tidur (insomia), suasana hati dan fungsi kognitif dibandingkan dengan
rekan kerja mereka yang lebih sedikit terpajankan.
Bila digunakan seperti yang dianjurkan, paroduk-produk
yang mengandung 10 – 30% DEET aman untuk digunakan pada anak-anak seperti pada
orang dewasa tetapi merekomendasikan bahwa DEET jangan digunakan pada bayi usia
kurang dari dua bulan.
Di negara Kanada pemerintahannya melarang penjualan
zat penolak serangga untuk digunakan oleh manusia yang mengandung > 30% DEET
berdasarkan evaluasi pada tahun 2002.
Bila konsentrasi DEET 10% atau lebih kecil dan zat penolak tersebut digunakan
tidak lebih dari tiga kali sehari Badan yang berwenang tersebut setuju untuk
digunakan pada anak-anak antara usia 2 dan 12 tahun. Anak-anak di bawah 2 tahun
tidak perlu menerima lebih dari satu kali pakai zat penolak dalam sehari dan
DEET berdasarkan produk-produk dengan satu konsentrasi yang tidak digunakan
pada bayi di bawah usia 6 bulan.
Baru-baru ini, DEET telah diketahui menghambat
aktivitas enzim sistem saraf pusat, asetilkolinesterase, baik pada serangga maupun pada manusia. Enzim ini termasuk
hidrolisis neurotransmitter asetilkolin, sehingga memainkan peranan dalam
fungsi neuron yang memantau otot-otot. Disebabkan sifat ini, banyak insektisida
digunakan untuk memblokir asetilkolinesterase, yang berakibat pada akumulasi berlebihan asetilkolin pada pembelahan sinaptik, yang menyebabkan paralisis neuromuskular dan kematian akibat asfiksiasi
(kelelahan).
DEET secara umum digunakan dalam
kombinasinya dengan insektisida dan mempunyai kapasitas kekuatan toksisitas
dari karbamat, satu golongan insektisida yang diketahui dapat memblokir
asetilkolinesterase. Penemuan tersebut memberikan bukti bahwa, disamping
memiliki efek racun yang terkenal terhadap sistem penciuman, DEET juga
bertindak pada otak serangga, dan bahwa toksisitasnya diperkuat dengan
kombinasinya dengan insektisida lain.
Baiklah kawan, kan tadi kita sudah mengetahui
apa itu DEET,
digunakan boleh saja, asal tidak menyalahi
batas yah..
ada hal yang sederhana untuk mengusir atau
menolak nyamuk, supaya tidak merampok darah kita loh kawan, diantaranya dengan
memakai kelambu.
Semoga bermanfaat dan barokah..
Daftar pustaka :
https://wawasanilmukimia.wordpress.com/2014/01/26/deet-penolak-nyamuk-paling-efektif-tapi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar