A.
Tentang Metana
Metana
diklasifikasikan sebagai senyawa organic, zat utamanya yang terdiri dari karbon
dan hidrokarbon. Bahkan metana merupakan senyawa yang dibuat secara eksklusif
dari karbon dan hidrokarbon. Metana mempunyai rumus senyawa CH4
yaitu mempunyai empat atom hydrogen yang terikat pada atom karbon. Metana juga
merupakan senyawa yang paling sederhana dari hidrokarbon, dan merupakan
kelompok dari alkana.
Ikatan
kimia yang ditemukan dalam metana diklasifikasikan sebagai ikatan kovalen.
Sebuah ikatan kovalen terbentuk ketika dua atau lebih atom berbagi satu atau
lebih electron yang terletak di tingkat energy terluar, juga dikenal sebagai
kulit valensi. Elektron valensi dari setiap bentuk atom donor berpasangan
melalui awan electron yang overlap untuk menciptakan ikatan kovalen.
Metana
membentuk ikatan kovalen dari berbagi electron tunggal dari masing-masing
hydrogen dengan empat electron valensi berpasangan dari atom karbon tunggal.
Atom hydrogen yang disusun sekitar atom karbon pusat dalam geometri yang
dikenal sebagai geometri tetrahedral. Geometri tetrahedral berarti bahwa, jika
anda menarik garis untuk menghubungkan tiga atom hydrogen di sisi yang sama
dari molekul, anda akan memiliki piramida dengan empat muka segitiga.
Metana
ditemui di bumi dalam bentuk gas alam atau produk dari dekomposisi, dan senyaa
ini ditemui di planet ain di dalam dan di luar tata surya.
B.
Sifat Metana
Metana
merupakan komponen utama gas alam. Pada suhu kamar dan tekana standar, metana
adalah gas tidak berwarna, tidak berbau. Metana memiliki titik didih -161o
pada tekanan satu atmosfer. Metana cair tidak membakar kecuali mengalami
tekanan tinggi.
Sifat
kimia metana:
·
umumnya alkana
sukar bereaksi dengan senyawa lainnya.
·
Dalam oksigen
berlebih, alkana dapat terbakar menghasilkan kalor, karbon dioksida (CO2)
dan uap air.
Sifat
fisik
·
Rumus molekul CH4
·
Berat molekul 16
g/mol
·
Titik leleh -182o
C
·
Titik didih -161oC
·
Densitas 0.432
g/cm3
·
Fase 250oC
C.
Pembakaran
Metana
Pembakaran ialah reaksi
yang sangat umum dikalangan hidrokarbon, melibatkan reaksi metana dengan gas
oksigen (O2). Engan penambahan panas, api atau percikan, metana
mengalami reaksi oksidasi , reaksi yang melibatkan transfer electron, dalam hal
ini, elektron dari setiap atom karbon disumbangkan kevoksigen. Jika pembakaran
metana sangat lengkap , produk-produk dari reaksi hanya karbon dioksida (CO2),
air (H2O) dan panas. Jika tidak hadir oksigen yang cukup untuk
pembakaran yang sempurna, karbon monoksida (CO) yang dihasilkan selain karbon
dioksida dan air selama proses pembakaran tidak sempurna. Halogenasi reaksi
terjadi ketika halogen bereaksi dengan metana dan akan membentuk halide metal.
Pembakaran sempurna:
CH4 + 2O2 → CO2
+ 2H2O + Energi
Pembakaran tidak sempurna:
4CH4 + 7O2 → 2CO
+ 2CO2 + 8H2O
D. Serangga
Global Warming
a) Rayap

Alkana yang paling
sederhana ialah metana (CH4) yang merupakan hasil alami penguraian
bakteri anaerob dari tanaman-tanaman dalam air. Karena senyawa ini pertama kali
dikumpulkan dari rawa, metana ini juga dapat dikenal sebagai “gas rawa”. Sumber
metana yang agak mustahil tetapi telah terbukti adalah rayap. Ketika serangga
rakus ini memakan kayu, mikroorganisme yang terdapat dalam system pencernaannya
memecah selulosa (komponen utama dari kayu) menjadi metana, karbon dioksida dan
senyawa-senyawa lainnya. Diperkirakan 170 juta ton metana diproduksi setiap
tahun oleh rayap! Metana juga.
b) Kecoa

Studi menunjukkan bahwa kecoa
membuang gas rata - rata tiap 15 menit sekali. Bahkan setelah mati, kecoa akan
tetap melepaskan metana hingga 18 jam. Dalam skala global, gas dalam perut
serangga diperkirakan menyumbang 20% dari semua emisi metana. Fakta ini
menempatkan kecoa sebagai salah satu kontributor terbesar global warming
(Ridwan, 2014).
Sekian penulisan
artikel saya, mohon maaf jika ada kesalahan. Semoga bermanfaat kawan……
Referensi
dari berbagai sumber…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar