Laman

Minggu, 14 Februari 2016

METANA dan SERANGGA GLOBAL WARMING


A.    Tentang Metana
Metana diklasifikasikan sebagai senyawa organic, zat utamanya yang terdiri dari karbon dan hidrokarbon. Bahkan metana merupakan senyawa yang dibuat secara eksklusif dari karbon dan hidrokarbon. Metana mempunyai rumus senyawa CH4 yaitu mempunyai empat atom hydrogen yang terikat pada atom karbon. Metana juga merupakan senyawa yang paling sederhana dari hidrokarbon, dan merupakan kelompok dari alkana.
                   

Ikatan kimia yang ditemukan dalam metana diklasifikasikan sebagai ikatan kovalen. Sebuah ikatan kovalen terbentuk ketika dua atau lebih atom berbagi satu atau lebih electron yang terletak di tingkat energy terluar, juga dikenal sebagai kulit valensi. Elektron valensi dari setiap bentuk atom donor berpasangan melalui awan electron yang overlap untuk menciptakan ikatan kovalen.
Metana membentuk ikatan kovalen dari berbagi electron tunggal dari masing-masing hydrogen dengan empat electron valensi berpasangan dari atom karbon tunggal. Atom hydrogen yang disusun sekitar atom karbon pusat dalam geometri yang dikenal sebagai geometri tetrahedral. Geometri tetrahedral berarti bahwa, jika anda menarik garis untuk menghubungkan tiga atom hydrogen di sisi yang sama dari molekul, anda akan memiliki piramida dengan empat muka segitiga.
Metana ditemui di bumi dalam bentuk gas alam atau produk dari dekomposisi, dan senyaa ini ditemui di planet ain di dalam dan di luar tata surya.  
B.     Sifat Metana
Metana merupakan komponen utama gas alam. Pada suhu kamar dan tekana standar, metana adalah gas tidak berwarna, tidak berbau. Metana memiliki titik didih -161o pada tekanan satu atmosfer. Metana cair tidak membakar kecuali mengalami tekanan tinggi.
Sifat kimia metana:
·         umumnya alkana sukar bereaksi dengan senyawa lainnya.
·         Dalam oksigen berlebih, alkana dapat terbakar menghasilkan kalor, karbon dioksida (CO2) dan uap air.
Sifat fisik
·         Rumus molekul CH4
·         Berat molekul 16 g/mol
·         Titik leleh -182o C
·         Titik didih -161oC
·         Densitas 0.432 g/cm3
·         Fase 250oC


C.     Pembakaran Metana

Pembakaran ialah reaksi yang sangat umum dikalangan hidrokarbon, melibatkan reaksi metana dengan gas oksigen (O2). Engan penambahan panas, api atau percikan, metana mengalami reaksi oksidasi , reaksi yang melibatkan transfer electron, dalam hal ini, elektron dari setiap atom karbon disumbangkan kevoksigen. Jika pembakaran metana sangat lengkap , produk-produk dari reaksi hanya karbon dioksida (CO2), air (H2O) dan panas. Jika tidak hadir oksigen yang cukup untuk pembakaran yang sempurna, karbon monoksida (CO) yang dihasilkan selain karbon dioksida dan air selama proses pembakaran tidak sempurna. Halogenasi reaksi terjadi ketika halogen bereaksi dengan metana dan akan membentuk halide metal.

Pembakaran sempurna:

CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O + Energi

Pembakaran tidak sempurna:

4CH4 + 7O2 → 2CO + 2CO2 + 8H2O
D.    Serangga Global Warming
a)      Rayap
Rayap merupakan hewan insekta dari ordo isopetra. Bagian dari ordo Blattodea yang dikenal luas sebagai hama penting kehidupan manusia.namun rayap ini dapat menghasilkan metana yang merupakan senyawa alkana yang sederhana.
Alkana yang paling sederhana ialah metana (CH4) yang merupakan hasil alami penguraian bakteri anaerob dari tanaman-tanaman dalam air. Karena senyawa ini pertama kali dikumpulkan dari rawa, metana ini juga dapat dikenal sebagai “gas rawa”. Sumber metana yang agak mustahil tetapi telah terbukti adalah rayap. Ketika serangga rakus ini memakan kayu, mikroorganisme yang terdapat dalam system pencernaannya memecah selulosa (komponen utama dari kayu) menjadi metana, karbon dioksida dan senyawa-senyawa lainnya. Diperkirakan 170 juta ton metana diproduksi setiap tahun oleh rayap! Metana juga.

b)      Kecoa
Kecoa merupakan salah satu jenis serangga pemukiman yang sering mengganggu kenyamanan hidup manusia karena meninggalkan bau yang tidak sedap, pembawa patogen penyakit, penyebab alergi, dan mengotori perkakas rumah tangga.
Studi menunjukkan bahwa kecoa membuang gas rata - rata tiap 15 menit sekali. Bahkan setelah mati, kecoa akan tetap melepaskan metana hingga 18 jam. Dalam skala global, gas dalam perut serangga diperkirakan menyumbang 20% dari semua emisi metana. Fakta ini menempatkan kecoa sebagai salah satu kontributor terbesar global warming (Ridwan, 2014).

Sekian penulisan artikel saya, mohon maaf jika ada kesalahan. Semoga bermanfaat kawan……
Referensi dari berbagai sumber…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar