Laman

Kamis, 11 Februari 2016

JABIR IBN HAYYAN, "SANG BAPAK KIMIA MODERN"

Siapa yang tak kenal dengan ILMU KIMIA? Sebelum berkembang begitu pesat sampai saat ini, ilmu kimia telah lebih dulu dikenal luas oleh masyarakat abad pertengahan. Pada saat itu merupakan awal mula keberadaan cabang ilmu eksakta ini. Namun tahukah Anda siapa BAPAK KIMIA MODERN yang merintis serta mengembangkan displin ilmu kimia? Ternyata beliau adalah seorang ilmuwan muslim yang bernama Jabir Ibn Hayyan.

Abu Musa Jabir bin Hayyan
Nama lengkapnya adalah Abu Musa Jabir Ibn Hayyan. Jabir diperkirakan lahir sekitar tahun 721 H di pusat peradaban Islam klasik di Kuffah, Irak. Beliau merupakan seorang ahli di bidang kimia, farmasi, fisika, filosofi dan astronomi. Ilmuwan muslim ini disebut-sebut sebagai keturunan Arab, walaupun sebagian orang menyebutnya keturunan Persia. Ayahnya adalah seorang penjual obat yang meninggal sebagai 'syuhada'. 

Ketika usianya masih belia, Jabir telah menguasai ilmu pengobatan berkat bimbingan dari gurunya yang bernama Barmaki Vizir yang hidup pada masa dinasti Abbasiyah di bawah kekuasaan Harun Al-Rasyid di Baghdad, Irak. Pada masa kecilnya juga beliau pernah menerima pendidikan dari raja bani Umayyah, yaitu Khalid ibnu Yazid ibnu Muawiyyah, dan imam terkenal, yakni Ja’far Sadiq.

Jabir atau yang lebih dikenal dengan nama Ibnu Geber di dunia Barat ini telah mampu mengubah persepsi tentang berbagai kejadian alam yang sebelumnya dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat diprediksi, menjadi suatu ilmu sains yang dapat dimengerti dan dipelajari oleh manusia. Beliau merupakan seorang ilmuwan yang masyhur dalam sejarah peradaban Islam dan Barat. Peran terbesar beliau di bidang kimia adalah dengan memperkenalkan sebuah metode baru ”pendekatan ekperimen” dan laboratorium sebagai tempat eksperimen. Sehingga ilmuwan yang hidup di abad ke-7 ini telah mengubah ”ilmu kimia klasik” menjadi “ilmu kimia modern” melalui metode tersebut.

Dalam perkembangan karirnya, Jabir pernah bekerja di sebuah laboratorium dekat Bawwabah di Damaskus, ibu kota Suriah. Setelah beberapa lama kemudian beliau meninggalkan kota terbesar di Suriah tersebut kemudian beliau kembali ke tempat kelahirannya di Kuffah, Irak.

Jabir mengembangkan teknik eksperimentasi sistematis di dalam penelitian kimia, sehingga setiap eksperimen dapat direproduksi kembali. Beliau menegaskan bahwa kuantitas zat berhubungan dengan reaksi kimia yang terjadi, sehingga beliau dapat dianggap sebagai perintis ditemukannya hukum perbandingan tetap.

Geber Distillation
Dalam melakukan berbagai eksperimen, Jabir menggunakan instrumen buatannya sendiri yang berasal dari bahan logam, tumbuhan, dan hewan. Beliau juga menggunakan teknik yang menakjubkan dalam bidang kimia yang kini menjadi dasar dalam mengembangkan ilmu kimia modern. Di antaranya adalah dalam penyempurnaan proses kristalisasi, distilasi/penyulingan, kalsinasi, sublimasi dan penguapan serta pengembangan instrumen untuk melakukan proses-proses tersebut. Beliau juga telah berkontribusi meletakkan dasar  teori oksidasi-reduksi, selain juga sematan atau fiksasi, dan amalgamasi.

Terutama mengenai kalsinasi dan reduksi, Jabir menyatakan bahwa untuk mengembangkan kedua dasar ilmu tersebut, langkah pertama yang dilakukan adalah mendata ulang dengan metode-metode yang lebih sempurna, yakni metode penguapan, sublimasi, destilasi, penglarutan, dan penghabluran. Kemudian langkah selanjutnya adalah memodifikasi dan mengoreksi teori Aristoteles mengenai dasar logam, yang tetap tidak berubah sejak awal abad ke-18 M.

Terlepas dari kontribusinya meletakkan dasar-dasar ilmu kimia, termasuk secara luas mempersiapkan senyawa baru dan mengembangkan metode kimia, Jabir juga mengembangkan sejumlah proses kimia terapan. Maka tidak heran jika beliau kemudian menjadi pelopor dalam ilmu kimia terapan. Meski Jabir telah menjadi pelopor dalam bidang kimia, beliau tak berhenti untuk mengembangkan ilmunya lagi dan lagi. Hingga kemudian beliau mengembangkan sebuah teori yang disebut teori keseimbangan.

Para ilmuwan kimia modern menyatakan bahwa teori tersebut menjadi terobosan baru dalam prinsip dan praktik kimia. Dalam teorinya tersebut Jabir berusaha mengkaji keseimbangan kimiawi yang ada di dalam suatu interaksi zat-zat berdasarkan sistem numerologi, yang merupakan studi makna mistis dari sesuatu dan pengaruhnya atas hidup manusia, yang beliau terapkan dalam kaitan dengan alfabet 28 huruf Arab untuk memperkirakan proporsi alamiah dari produk sebagai hasil dari reaktan yang bereaksi.

Teori ini memiliki arti esoterik, karena kemudian menjadi pendahulu dalam penulisan jalannya reaksi kimia. Melalui teori ini kemudian terurailah proses pembuatan asam anorganik. Di antaranya adalah hasil penyulingan tawas, amonia khlorida, potasium nitrat dan asam sulferik. Pelbagai jenis asam diproduksi pada kurun waktu eksperimen kimia yang merupakan bahan material berharga untuk beberapa proses industrial. Penguraian beberapa asam terdapat di dalam salah satu manuskripnya berjudul Sandaqal Hikmah (rongga dada kearifan).

Berdasarkan penelitian terhadap peralatan yang ditemukan di laboratorium milik Jabir yang telah runtuh, ternyata beliau telah mengklasifikasikan perumusan tiga tipe berbeda dari zat kimia berdasarkan unsur-unsurnya, yaitu: 
1.    Air yang mempengaruhi penguapan pada proses pemanasan, seperti pada bahan camphor, arsenik dan amonium klorida.
2.    Logam, seperti pada emas, perak, timah, tembaga, besi.
3.    Senyawa yang dapat diubah menjadi bentuk serbuk.

Beberapa prestasi besar di bidang kimia yang dilahirkan oleh Jabir ibn Hayyan adalah penemuan mineral dan berbagai senyawa-senyawa asam (asam klorida, asam nitrat, asam sitrat, asam asetat), teknik distilasi dan teknik kristalisasi. Beliau juga yang menemukan larutan aqua regia (dengan menggabungkan asam klorida dan asam nitrat) untuk melarutkan emas. 

Jabir juga telah mengembangkan aplikasi proses kimia, hasil pengembangannya tersebut di antaranya adalah preparasi beberapa metal, pengembangan baja, pencegahan karat, penulisan karakter di logam emas, identifikasi paints, grease dan lain-lain. Beliaulah yang pertama kali mengaplikasikan penggunaan mangan dioksida pada pembuatan gelas kaca. Dan, beliau jugalah yang pertama kali mencatat tentang pemanasan wine akan menimbulkan gas yang mudah terbakar. Hal tersebut yang kemudian memberikan jalan bagi Al-Razi untuk menemukan etanol.

Jabir tidak lupa melakukan riset dan eksperimen terlebih dahulu di setiap karya-karya hebatnya. Salah satu pernyataan beliau yang paling terkenal yang terkait dengan peran pentingnya eksperimen adalah:  
“The first essential in chemistry, is that you should perform practical work and conduct experiments, for he who performs not practical work nor makes experiments will never attain the least degree of mastery.”
(Hal pertama yang paling penting dalam kimia adalah anda harus melakukan kerja praktik dan eksperimen. Seorang ilmuwan yang tidak melakukan kerja praktik atau eksperimen, maka dia tidak akan pernah mencapai puncak profesionalitas dalam bidangnya).

Jabir telah menulis lebih dari 100 risalah yang terdiri atas berbagai bidang ilmu pengetahuan yang 22 diantaranya adalah tentang ilmu Kimia (Alchemy). Pada abad pertengahan, penelitian-penelitian beliau tentang Alchemy telah diterjemahkan kedalam bahasa Latin, dan menjadi rujukan di Eropa. Beberapa di antaranya adalah Kitab al-Kimya yang kemudian diterbitkan ilmuwan Inggris, Robert Chester pada 1444, dengan judul The Book of the Composition of Alchemy dan Kitab al-Sab’een diterjemahkan oleh Gerard of Cremona pada 1187. Pada 1678, seorang Inggris lainnya, Richard Russel, mengalihbahasakan karya Jabir yang lain dengan judul Summa of Perfection. Buku ini menjelaskan mengenai sebuah reaksi kimia, air raksa (merkuri) dan belerang (sulfur) bersatu membentuk satu produk tunggal.

Berbeda dengan pengarang sebelumnya, Richard lah yang pertama kali menyebut Jabir dengan sebutan Geber, dan memuji Jabir sebagai seorang pangeran Arab dan filsuf. Buku ini kemudian menjadi sangat populer di Eropa selama beberapa abad lamanya. Dan telah pula memberi pengaruh pada evolusi ilmu kimia modern.

Beberapa tulisan Jabir lainnya juga diterjemahkan oleh Marcelin Berthelot kedalam beberapa buku berjudul: Book of the Kingdom, Book of the Balances dan Book of Eastern Mercury. Beberapa istilah teknik yang ditemukan dan dikenalkan oleh Jabir hingga sekarang telah diadopsi ke dalam bahasa Eropa dan menjadi kosa kata ilmiah di dunia internasional, seperti istilah “Alkali”, dsb.

Berikut karya-karya lainnya yang telah diterbitkan adalah:
  • Kitab Al-Kimya
  • Kitab Al-sab’een
  • Kitab Al-Rahmah
  • Kitab Al-Tajmi
  • Kitab Al-Zilaq Al-sharqi
  • Book Of The Kingdom
  • Book Of Eastern Mercury
  • Book Of Balance
Ditemukannya kimia oleh Jabir ini membuktikan bahwa ulama di masa lalu tidak serta merta hanya menguasai ilmu-ilmu agama saja, tetapi sekaligus juga menguasai ilmu-ilmu pengetahuan umum lainnya. Berkat penemuannya ini pula, Jabir dijuluki sebagai The Father of Modern Chemistry (Sang Bapak Kimia Modern).

Jabir Ibn Hayyan meninggal di usianya yang menginjak 53 tahun pada 803 M di tanah kelahirannya, Kuffah (Irak). Namun namanya tetap harum hingga kini sebagai ilmuwan muslim yang mempunyai prestasi membanggakan.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar