Siapa yang tak kenal dengan ILMU KIMIA? Sebelum berkembang begitu pesat
sampai saat ini, ilmu kimia telah lebih dulu dikenal luas oleh masyarakat abad
pertengahan. Pada saat itu merupakan awal mula keberadaan cabang ilmu eksakta ini.
Namun
tahukah Anda siapa BAPAK KIMIA MODERN yang merintis serta mengembangkan displin
ilmu kimia? Ternyata beliau adalah seorang ilmuwan muslim yang bernama Jabir Ibn Hayyan.
![]() |
Abu Musa Jabir bin Hayyan |
Ketika usianya masih belia, Jabir telah menguasai ilmu
pengobatan berkat bimbingan dari gurunya yang bernama Barmaki Vizir yang
hidup pada masa dinasti Abbasiyah di bawah kekuasaan Harun Al-Rasyid di Baghdad,
Irak. Pada
masa kecilnya juga beliau pernah menerima pendidikan dari raja bani Umayyah, yaitu
Khalid ibnu Yazid ibnu Muawiyyah, dan imam terkenal, yakni Ja’far
Sadiq.
Jabir atau yang lebih dikenal dengan nama Ibnu
Geber di dunia Barat ini telah mampu mengubah persepsi tentang berbagai
kejadian alam yang sebelumnya dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat
diprediksi, menjadi suatu ilmu sains yang dapat dimengerti dan dipelajari oleh
manusia. Beliau merupakan seorang
ilmuwan yang masyhur dalam sejarah peradaban Islam dan Barat. Peran terbesar beliau
di bidang kimia adalah dengan memperkenalkan sebuah metode baru ”pendekatan
ekperimen” dan laboratorium sebagai tempat eksperimen. Sehingga ilmuwan
yang hidup di abad ke-7 ini telah mengubah ”ilmu kimia klasik”
menjadi “ilmu kimia modern” melalui metode tersebut.
Dalam perkembangan karirnya, Jabir pernah
bekerja di sebuah laboratorium dekat Bawwabah di Damaskus, ibu kota Suriah.
Setelah beberapa lama kemudian beliau meninggalkan kota terbesar di Suriah
tersebut kemudian beliau kembali ke tempat kelahirannya di Kuffah, Irak.
Jabir mengembangkan teknik eksperimentasi sistematis di dalam penelitian
kimia, sehingga setiap eksperimen dapat direproduksi kembali. Beliau menegaskan
bahwa kuantitas zat berhubungan dengan reaksi kimia yang terjadi, sehingga beliau
dapat dianggap sebagai perintis ditemukannya hukum perbandingan tetap.
![]() |
Geber Distillation |
Dalam
melakukan berbagai eksperimen, Jabir menggunakan instrumen buatannya sendiri
yang berasal dari bahan logam, tumbuhan, dan hewan. Beliau juga
menggunakan teknik yang menakjubkan dalam bidang kimia yang kini menjadi dasar
dalam mengembangkan ilmu kimia modern. Di antaranya adalah dalam
penyempurnaan proses kristalisasi, distilasi/penyulingan, kalsinasi, sublimasi
dan penguapan serta pengembangan instrumen untuk melakukan proses-proses
tersebut. Beliau juga telah berkontribusi meletakkan dasar teori oksidasi-reduksi, selain juga sematan
atau fiksasi, dan amalgamasi.
Terutama mengenai kalsinasi dan
reduksi, Jabir menyatakan bahwa untuk mengembangkan kedua dasar ilmu tersebut, langkah
pertama yang dilakukan adalah mendata ulang dengan metode-metode yang lebih
sempurna, yakni metode penguapan, sublimasi, destilasi, penglarutan, dan
penghabluran. Kemudian langkah selanjutnya adalah memodifikasi dan mengoreksi
teori Aristoteles
mengenai dasar logam, yang tetap tidak berubah sejak awal abad ke-18
M.
Terlepas dari kontribusinya
meletakkan dasar-dasar ilmu kimia, termasuk secara luas mempersiapkan senyawa
baru dan mengembangkan metode kimia, Jabir juga mengembangkan sejumlah proses
kimia terapan. Maka tidak heran jika beliau kemudian menjadi pelopor dalam ilmu
kimia terapan. Meski Jabir telah menjadi pelopor dalam bidang kimia, beliau tak
berhenti untuk mengembangkan ilmunya lagi dan lagi. Hingga kemudian beliau
mengembangkan sebuah teori yang disebut teori keseimbangan.
Para ilmuwan kimia modern
menyatakan bahwa teori tersebut menjadi terobosan baru dalam prinsip dan
praktik kimia. Dalam teorinya tersebut Jabir berusaha mengkaji keseimbangan
kimiawi yang ada di dalam suatu interaksi zat-zat berdasarkan sistem
numerologi, yang merupakan studi makna mistis dari sesuatu dan pengaruhnya atas
hidup manusia, yang beliau terapkan dalam kaitan dengan alfabet 28 huruf Arab
untuk memperkirakan proporsi alamiah dari produk sebagai hasil dari reaktan
yang bereaksi.
Teori ini memiliki arti esoterik,
karena kemudian menjadi pendahulu dalam penulisan jalannya reaksi kimia.
Melalui teori ini kemudian terurailah proses pembuatan asam anorganik. Di
antaranya adalah hasil penyulingan tawas, amonia khlorida, potasium nitrat dan
asam sulferik. Pelbagai jenis asam diproduksi pada kurun waktu eksperimen kimia
yang merupakan bahan material berharga untuk beberapa proses industrial.
Penguraian beberapa asam terdapat di dalam salah satu manuskripnya berjudul Sandaqal Hikmah
(rongga dada kearifan).
Berdasarkan penelitian terhadap
peralatan yang ditemukan di laboratorium milik Jabir yang telah runtuh,
ternyata beliau telah mengklasifikasikan perumusan tiga tipe berbeda dari zat
kimia berdasarkan unsur-unsurnya, yaitu:
1.
Air yang
mempengaruhi penguapan pada proses pemanasan, seperti pada bahan camphor,
arsenik dan amonium klorida.
2.
Logam, seperti
pada emas, perak, timah, tembaga, besi.
3.
Senyawa yang
dapat diubah menjadi bentuk serbuk.
Beberapa
prestasi besar di bidang kimia yang dilahirkan oleh Jabir ibn Hayyan adalah
penemuan mineral dan berbagai senyawa-senyawa asam (asam
klorida, asam nitrat, asam sitrat, asam asetat), teknik distilasi dan teknik
kristalisasi. Beliau
juga yang menemukan larutan aqua regia (dengan menggabungkan asam klorida dan
asam nitrat) untuk melarutkan emas.
Jabir juga telah mengembangkan aplikasi proses
kimia, hasil pengembangannya tersebut di antaranya adalah preparasi beberapa
metal, pengembangan baja, pencegahan karat, penulisan karakter di logam emas,
identifikasi paints, grease dan lain-lain. Beliaulah yang pertama kali mengaplikasikan
penggunaan mangan dioksida pada pembuatan gelas kaca. Dan, beliau jugalah yang pertama kali mencatat tentang
pemanasan wine akan menimbulkan gas yang mudah terbakar. Hal tersebut yang kemudian
memberikan jalan bagi Al-Razi untuk menemukan etanol.
Jabir tidak lupa melakukan riset
dan eksperimen terlebih dahulu di setiap karya-karya hebatnya. Salah satu
pernyataan beliau yang paling terkenal yang terkait dengan peran pentingnya
eksperimen adalah:
“The first essential in chemistry, is that you should perform practical work and conduct experiments, for he who performs not practical work nor makes experiments will never attain the least degree of mastery.”
(Hal pertama yang paling penting
dalam kimia adalah anda harus melakukan kerja praktik dan eksperimen. Seorang
ilmuwan yang tidak melakukan kerja praktik atau eksperimen, maka dia tidak akan
pernah mencapai puncak profesionalitas dalam bidangnya).
Jabir
telah menulis lebih dari 100 risalah yang terdiri atas berbagai bidang ilmu
pengetahuan yang 22 diantaranya adalah tentang ilmu Kimia (Alchemy). Pada abad pertengahan,
penelitian-penelitian beliau tentang Alchemy telah diterjemahkan kedalam bahasa
Latin, dan menjadi rujukan di Eropa. Beberapa
di antaranya adalah Kitab al-Kimya yang kemudian diterbitkan
ilmuwan Inggris, Robert Chester pada 1444, dengan judul The Book of the
Composition of Alchemy dan Kitab al-Sab’een diterjemahkan
oleh Gerard of Cremona pada 1187. Pada 1678, seorang Inggris
lainnya, Richard Russel, mengalihbahasakan karya Jabir yang lain dengan judul Summa of
Perfection. Buku ini menjelaskan mengenai sebuah reaksi kimia,
air raksa (merkuri) dan belerang (sulfur) bersatu membentuk satu produk
tunggal.
Berbeda dengan pengarang sebelumnya, Richard
lah yang pertama kali menyebut Jabir dengan sebutan Geber, dan memuji Jabir
sebagai seorang pangeran Arab dan filsuf. Buku ini kemudian menjadi sangat
populer di Eropa selama beberapa abad lamanya. Dan telah pula memberi pengaruh
pada evolusi ilmu kimia modern.
Beberapa tulisan Jabir lainnya juga diterjemahkan oleh Marcelin Berthelot
kedalam beberapa buku berjudul: Book of the Kingdom, Book of the Balances dan
Book of Eastern Mercury. Beberapa istilah teknik yang ditemukan dan dikenalkan
oleh Jabir hingga sekarang telah diadopsi ke dalam bahasa Eropa dan
menjadi kosa kata ilmiah di dunia internasional, seperti istilah
“Alkali”, dsb.
Berikut karya-karya lainnya yang telah diterbitkan adalah:
- Kitab Al-Kimya
- Kitab Al-sab’een
- Kitab Al-Rahmah
- Kitab Al-Tajmi
- Kitab Al-Zilaq Al-sharqi
- Book Of The Kingdom
- Book Of Eastern Mercury
- Book Of Balance
Ditemukannya kimia oleh Jabir ini
membuktikan bahwa ulama di masa lalu tidak serta merta hanya menguasai
ilmu-ilmu agama saja, tetapi sekaligus juga menguasai ilmu-ilmu pengetahuan umum
lainnya. Berkat penemuannya ini pula, Jabir dijuluki sebagai The Father
of Modern Chemistry (Sang Bapak Kimia Modern).
Jabir Ibn Hayyan meninggal di
usianya yang menginjak 53 tahun pada 803 M di tanah kelahirannya, Kuffah (Irak).
Namun namanya tetap harum hingga kini sebagai ilmuwan muslim yang mempunyai
prestasi membanggakan.
Sumber:
Abu Musa Jabir bin Hayyan
Abu Musa Jabir bin Hayyan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar