Laman

Minggu, 21 Februari 2016

Mengapa Kalian Selalu Mengandalkan Makanan Kaleng Yang Hanya Membuatmu Senang Sementara




Di era globalisasi yang semakin modern, diciptakan alat-alat canggih yang bisa memudahkan kehidupan kita dalam segala hal. Sehingga membuat kita terlena dan lupa akan manfaat dan kemadhlaratan yang akan di dapat.terutama dalam segi kuliner. Makanan kaleng yang praktis dan mudah dibawa kemana saja dan tidak kalah enaknya dengan makanan yang kita buat sendiri. Namun apakah kalian tau bagaimana kekurangan dari makanan kaleng itu? Lalu setelah kalian tau apa kekurangan dan keburukan dari makanan kaleng itu kalian tetep mencintai makanan kaleng? Tahukah kamu zat apa yang terkandung didalamnya? 
Bukan kecemburuan kami terhadap makanan kaleng, namun kalian harus tau bagaimana makanan kaleng akan menyakitimu di masa depan nanti. Karena makanan kaleng seringnya mengandung bahan tambahan gula, pengawet, perasa, pewarna dan juga nutrisinya banyak yang berkurang akibat proses pemanasan yang berlebihan dan hilang selama proses pengalengan.
Selain itu zat berbahaya yang terkandung bisa berasal dari kalengnya sendiri dimana bahan  dari kaleng terserap ke dalam makanan. Misalnya zat Bisphenol A yang digunakan oleh pabrik untuk mencegah karat pada kaleng serta menjaga makanan tetap awet. Menurut beberapa hasil penelitian mengonsumsi  Bisphenol A dalam jangka panjang akan menyebabkan resiko terserang penyakit  (1) diabetes, (2) serangan jantung, (3)  impotensi, dan (4) penyakit hati menjadi lebih besar.


Adapun hasil penilitian lain di Jepang oleh Shinbo dkk pada tahun 2012 (Dietary tin intake and association with canned food consumption in Japanese preschool children) menemukan bahwa zak kimia dari kaleng itu sendiri yang dikenal dengan nama kimia Sn (stannum) juga turut mencemari makanan yang ada dalam kaleng. Kadar Sn dalam air kemih ditemukan lebih banyak pada konsumer makanan kaleng berbanding dengan mereka yang tidak mengonsumsi makanan kaleng.
Zat Sn ini dianggap tidak terlalu berbahaya dibanding zat Bisphenol A tadi karena melewati saluran pencernaan dengan cepat dan tidak diserap oleh tubuh. Meskipun demikian menurut WHO tetap berbahaya jika dikonsumsi terlalu banyak yaitu melebihi 14 mg/kg berat badan setiap minggu. Yang dapat menyebabkan masalah saluran pencernaan akut, seperti (5) distensi abdomen, (6) nyeri perut dan muntah.
Setelah kalian tau zat apa yang terkandung dari kaleng nya itu sendiri, apa kalian masih mau selalu mangandalkan makanan kaleng itu sebagai menu terfavorit? Atau ini semua masih belum cukup untuk memusnahkan rasa cinta kalian terhadap makanan kaleng.  
Waspadailah kondisi kaleng dari makanan kaleng tersebut dan tanggal kadaluarsa. Kondisi kaleng yang rusak dan bocor bisa menyebabkan makanan dalam kaleng jadi terkontaminasi dengan berbagai bakteri dan jamur. Disamping itu, tempat penyimpanan dalam gudang tidak tertutup kemungkinan dilewati oleh berbagai hewan serangga dan tikus. Dikhawatirkan bagian luar makanan kaleng tercemar oleh kencing tikus yang membawa kuman dan menyebabkan penyakit yang berbahaya seperti  (7) Leptospirosis.
Memang kemudahan-kemudahan dizaman modern ini bisa meringankan beban kita dalam menjalani kegiatan sehari-hari. Namun semakin berkembangnya teknologi yang selalu diikuti dengan perubahan pola hidup, terkadang kita salah menyikapinya dan kurang fahamnya kita terhadap fungsi dan tujuan sebuah produk. Makanan kaleng yang berfungsi untuk memudahkan kita memperoleh atau membawa makanan dengan praktis ketika sedang berpergian agar cepat saji dan tidak merepotkan. Namun beberapa individu lain, makanan kaleng dianggap memiliki nilai gengsi yang tinggi serta mampu menunjukan derajat sosial dan ekonomi seseorang.
Pengalengan pada awalnya bertujuan untuk kepraktisan kemasan serta menambah tingkat keawetan makanan. Namun kemudian berkembang fungsi, bahwa makanan yang dikemas di dalam kaleng membantu penampilan makanan menjadi lebih menarik sehingga mendongkrak sisi promosi bagi perusahaan yang memproduksi makanan tersebut. Makanan kaleng tetap dapat memenuhi standar kesehatan asal mengikuti proses yang telah ditentukan oleh departemen yang terkait dengan keamanan makanan dan perlindungan konsumen. Jika makanan yang dikalengkan diberi tambahan pengawet yang terlalu banyak jumlahnya, atau bahan yang berbahaya bagi kesehatan, tentunya tidak boleh dikonsumsi. Selain itu proses pemanasan pada makanan kalengan, misalnya buah, sayur atau makanan yang mengandung protein tidak boleh sampai merusak zat gizi yang terkandung di dalamnya. Jika zat gizi menjadi rusak, maka makanan tersebut sudah tidak lagi berfungsi optimal bagi kesehatan.

Artikel mengenai makanan kalengan ini mengingatkan kepada kita untuk selalu berhati-hati dan teliti di dalam memilih produk kalengan. Selain perlu diperhatikan komposisi bahan yang digunakan di dalam proses memproduksi makanan, maka bentuk kaleng pun harus dicermati. Bentuk cembung berbahaya, karena mengindikasikan adanya udara fermentasi yang menunjukkan terdapat mikrobia seperti jamur, kapang atau bakteri dalam makanan.  Bagaimanapun makanan segar tanpa bahan pengawet lebih baik bagi tubuh kita. Repot sedikit tapi insya Allah manfaatnya lebih bagus dan mudhoratnya juga lebih sedikit. Jadi, yuk ganti makanan kaleng dengan makanan segar agar terhindar dari berbagai macam penyakit di masa depan. Pola hidup sehat menjalani hidup dengan senang masa tua juga bahagia.

                                
Sumber: http://www.zonakesehatan.info/2014/01/bahaya-mengkonsumsi-makanan-kaleng-bagi.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar