Di era globalisasi yang semakin modern, diciptakan
alat-alat canggih yang bisa memudahkan kehidupan kita dalam segala hal. Sehingga
membuat kita terlena dan lupa akan manfaat dan kemadhlaratan yang akan di
dapat.terutama dalam segi kuliner. Makanan kaleng yang praktis dan mudah dibawa
kemana saja dan tidak kalah enaknya dengan makanan yang kita buat sendiri. Namun
apakah kalian tau bagaimana kekurangan dari makanan kaleng itu? Lalu setelah
kalian tau apa kekurangan dan keburukan dari makanan kaleng itu kalian tetep
mencintai makanan kaleng? Tahukah kamu zat apa yang terkandung didalamnya?
Bukan kecemburuan kami terhadap makanan kaleng,
namun kalian harus tau bagaimana makanan kaleng akan menyakitimu di masa depan
nanti. Karena makanan kaleng seringnya mengandung bahan tambahan gula,
pengawet, perasa, pewarna dan juga nutrisinya banyak yang berkurang akibat
proses pemanasan yang berlebihan dan hilang selama proses pengalengan.
Selain itu zat berbahaya yang terkandung bisa berasal
dari kalengnya sendiri dimana bahan dari kaleng terserap ke dalam
makanan. Misalnya zat Bisphenol A yang digunakan oleh pabrik untuk mencegah
karat pada kaleng serta menjaga makanan tetap awet. Menurut beberapa hasil
penelitian mengonsumsi Bisphenol A dalam jangka panjang akan menyebabkan
resiko terserang penyakit (1) diabetes, (2) serangan jantung, (3)
impotensi, dan (4) penyakit hati menjadi lebih besar.
Adapun hasil penilitian lain di Jepang
oleh Shinbo dkk pada tahun 2012 (Dietary tin intake and association with
canned food consumption in Japanese preschool children) menemukan bahwa
zak kimia dari kaleng itu sendiri yang dikenal dengan nama kimia Sn (stannum)
juga turut mencemari makanan yang ada dalam kaleng. Kadar Sn dalam air kemih
ditemukan lebih banyak pada konsumer makanan kaleng berbanding dengan mereka yang tidak mengonsumsi makanan kaleng.
Zat Sn ini dianggap tidak
terlalu berbahaya dibanding zat Bisphenol A tadi karena melewati saluran
pencernaan dengan cepat dan tidak diserap oleh tubuh. Meskipun demikian menurut
WHO tetap berbahaya jika dikonsumsi terlalu banyak yaitu melebihi 14 mg/kg
berat badan setiap minggu. Yang dapat menyebabkan masalah
saluran pencernaan akut, seperti (5) distensi abdomen, (6) nyeri perut
dan muntah.
Setelah kalian tau zat apa yang terkandung dari kaleng nya itu sendiri, apa
kalian masih mau selalu mangandalkan makanan kaleng itu sebagai menu
terfavorit? Atau ini semua masih belum cukup untuk memusnahkan rasa cinta
kalian terhadap makanan kaleng.
Waspadailah kondisi kaleng dari makanan kaleng
tersebut dan tanggal kadaluarsa. Kondisi kaleng yang rusak dan bocor bisa
menyebabkan makanan dalam kaleng jadi terkontaminasi dengan berbagai bakteri dan
jamur. Disamping itu, tempat penyimpanan dalam gudang tidak tertutup
kemungkinan dilewati oleh berbagai hewan serangga dan tikus. Dikhawatirkan
bagian luar makanan kaleng
tercemar oleh kencing tikus yang membawa kuman dan menyebabkan penyakit yang
berbahaya seperti (7) Leptospirosis.
Memang kemudahan-kemudahan dizaman modern ini
bisa meringankan beban kita dalam menjalani kegiatan sehari-hari. Namun semakin
berkembangnya teknologi yang selalu diikuti dengan perubahan pola hidup,
terkadang kita salah menyikapinya dan kurang fahamnya kita terhadap fungsi dan
tujuan sebuah produk. Makanan kaleng yang berfungsi untuk memudahkan kita
memperoleh atau membawa makanan dengan praktis ketika sedang berpergian agar
cepat saji dan tidak merepotkan. Namun beberapa individu lain, makanan kaleng
dianggap memiliki nilai gengsi yang tinggi serta mampu menunjukan derajat
sosial dan ekonomi seseorang.
Pengalengan pada awalnya
bertujuan untuk kepraktisan kemasan serta menambah tingkat keawetan makanan.
Namun kemudian berkembang fungsi, bahwa makanan yang dikemas di dalam kaleng
membantu penampilan makanan menjadi lebih menarik sehingga mendongkrak sisi
promosi bagi perusahaan yang memproduksi makanan tersebut. Makanan kaleng tetap
dapat memenuhi standar kesehatan asal mengikuti proses yang telah ditentukan
oleh departemen yang terkait dengan keamanan makanan dan perlindungan konsumen.
Jika makanan yang dikalengkan diberi tambahan pengawet yang terlalu banyak
jumlahnya, atau bahan yang berbahaya bagi kesehatan, tentunya tidak boleh
dikonsumsi. Selain itu proses pemanasan pada makanan kalengan, misalnya buah,
sayur atau makanan yang mengandung protein tidak boleh sampai merusak zat gizi
yang terkandung di dalamnya. Jika zat gizi menjadi rusak, maka makanan tersebut
sudah tidak lagi berfungsi optimal bagi kesehatan.
Artikel mengenai makanan
kalengan ini mengingatkan kepada kita untuk selalu berhati-hati dan teliti di
dalam memilih produk kalengan. Selain perlu diperhatikan komposisi bahan yang
digunakan di dalam proses memproduksi makanan, maka bentuk kaleng pun harus
dicermati. Bentuk cembung berbahaya, karena mengindikasikan adanya udara
fermentasi yang menunjukkan terdapat mikrobia seperti jamur, kapang atau
bakteri dalam makanan. Bagaimanapun
makanan segar tanpa bahan pengawet lebih baik bagi tubuh kita. Repot sedikit
tapi insya Allah manfaatnya lebih bagus dan mudhoratnya juga lebih sedikit.
Jadi, yuk ganti makanan kaleng dengan makanan segar agar terhindar dari
berbagai macam penyakit di masa depan. Pola hidup sehat menjalani hidup dengan senang masa tua juga bahagia.
Sumber: http://www.zonakesehatan.info/2014/01/bahaya-mengkonsumsi-makanan-kaleng-bagi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar