Laman

Jumat, 12 Februari 2016

Sang Pemberi Kecanduan



Sang Pemberi Kecanduan

Pedas sebuah nama yang sudah tak asing lagi di telinga masyarakat di seluruh penjuru dunia. Hal ini dapat dilihat ketika kita mendengar, membaca atau bahkan menonton sebuah tayangan kuliner baik dalam negeri maupun luar negeri. Dan ternyata hampir di setiap negara terdapat kuliner yang memiliki cita rasa pedas. Apakah yang menimbulkan rasa pedas itu? Cabai. Ya, sayuran yang satu ini sangat menggiurkan dan menggoyang lidah para pecintanya. Pasalnya ketika sang pecinta pedas itu memakan buah yang satu ini, maka mereka pasti harus didampingi dengan yang namanya air minum. Dimana air minum ini ternyata digunakan sebagai pereda rasa pedas. Selain itu, buah  ini juga menimbulkan panas yang bisa dialami pada lambung, bibir, bahkan kulit ketika kita memegangnya, terutama bagian dalam dari cabai tersebut.
 Rasa pedas yang ditimbulkan oleh
buah cabai ternyata menjadi daya tarik tersendiri. Kenapa? Karena bisa kita lihat pada tayangan televisi yang menayangkan ajang kompetisi memakan cabai terbanyak. Dan ternyata ajang tersebut tidak hanya terjadi di luar negeri, bahkan di negeri kita sendiri Indonesia pun mengadakan kompetisi tersebut. Bukan hanya  demi mendapatkan hadiah mereka rela mempertaruhkan lambung, lidah, bibir , bahkan wajah yang memerah dan mata bagai orang bangun tidur, tetapi mereka semua itu hanya ingin berkompetisi seru-seruan yang memang bertujuan untuk hiburan.
Banyak sekali pecinta buah cabai, dari yang muda hingga yang tua. Namun dibalik itu apakah mereka tahu kenapa cabai terasa pedas dan panas? Erat hubungannya dengan kimia. Karena apa? Karena cabai merupakan tumbuhan Genus Capsicum yang memiliki kandungan kimia yang diberi nama kapsaisin. Dimana kandungan ini merupakan hasil metabolisme sekunder. Kapsaisin adalah kapsaisinoid yang terbanyak pada buah cabai.
Sama halnya seperti tumbuhan lain, buah cabai juga memiliki berbagai macam kandungan. Kandungan pada cabaipun ternyata di dalamnya bukan hanya kapsaisinoid, namun ada yang dinamakan dengan dihidrokapsaisin. Dua campuran ini merupakan kapsaisinoid yang dua kali lebih panas dari nordihidrokapsaisin, homodihidrokapsaisin, dan homokapsaisin.
Nama Kimia dari senyawa yang memberi sensasi panas pada tumbuhan Genus Capsicum ini adalah (E)-N-(4 hidroksi-3-retoksiphenilmetil) 8-metil-6-noneamida; trans-8 metil-N-vinilil-6-noneamida; N94hidroksi-3-metoksi benzil)-8-metil none-trans-6-amida; . Kapsaisin ini adalah suatu senyawa yang memberikan rasa panas pada tumbuh-tumbuhan. Tapi kenapa kapsaisin ini menciptakan rasa pedas? Sebenarnya rasa pedas ini muncul karena adanya isyarat yang sama bagi otak yang diciptakan oleh kapsaisin itu sendiri. Dimana isyarat itu sama halnya seperti ketika kulit terkena panas.
Berbicara mengenai kapsaisin, senyawa ini dapat ditemukan pada plasenta berwarna putih seperti bunga karang yang menghubungkan biji cabai. Senyawa ini seperti minyak dan menyengat sel-sel pengecap lidah. selain itu, capsaisin murni merupakan senyawa hidrofobik, tanpa warna, tanpa bau dan struktur antara crystalline hingga seperti lilin. Jadi plasenta inilah yang dapat menimbulkan sensasi terbakar pada lidah. Namun, apa yang kita sebut dengan pedas sebenarnya bukanlah rasa yang sesungguhnya. Karena apa? Karena rasa itu sendiri yang terdiri dari manis, pahit, asam dan asin merupakan zat kimia yang diidentifikasi oleh reseptor saraf tertentu di bagian atas lidah.
Sensasi pedas yang ditimbulkan ini diakibatkan adanya efek iritatif. Yaitu terjadi setelah interaksi dengan neuron sensorik. Kapsaisin ini berikatan dengan reseptor VR1 karena merupakan senyawa grup fungsional vanilloid. VR1 adalah ion channel receptor, yang apabila teraktivasi akan menginduksi masuknya kation kedalam sel. Apabila kation mencapai nilai ambang, maka akan menimbulkan depolarisasi sehingga terbentuklah impuls menuju ke otak. Efek ini sama halnya dengan efek iritatif yang ditimbulkan oleh panas maupun trauma. Namun, panas yang terjadi disini hanya sebuah rasa, bukan terbakar yang sebenarnya.
Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, bahwa rasa pedas dari cabai ini tidak hanya terjadi pada mulut dan lidah, tetapi juga sampai ke usus dan lambung. Hal ini akan terjadi pada orang-orang yang peka, mereka akan merasakan iritatif sehingga sekresi getah lambung meningkat dan gerak peristaltic saluran juga meningkat. Itu sebabnya mereka akan mencret.
Sudah tahu cabai pedas tapi kenapa ketagihan? Ternyata pada kandungan cabai, yaitu kapsiasin tidak hanya menimbulkan rasa pedas, tetapi juga dapat menyebabkan pengkonsumsinya merasa ketagihan. Itulah kenapa orang-orang tidak pernah berhenti mengkonsumsi cabai. Memang rasa pedasnya itu menimbulkan selera makan yang tinggi. Maka dari itu, tak heran jika banyak orang yang porsi makannya bertambah ketika didampingi dengan sambal yang lezat.
Tapi hati-hati dalam mengkonsumsinya, karena ketika dimakan berlebih, maka hal itu akan menyebabkan sakit perut yang dahsyat. Namun, ketika dikonsumsi dalam jumlah yang wajar, maka akan memberikan banyak manfaat bagi kesehatan pengkonsumsinya. Diantaranya sebagai obat penyembuh luka, dimana zat kapsaisin dalam cabai tersebut berperan sebagai penghilang rasa sakit. Kapsaisin mampu berperan sebagai pengencer lendir dimana lendir pada hidung yang tersumbat akan menjadi encer dan keluar dari rongga hidung. Selain itu juga kapsain berperan sebagai pengencer darah dan kerak lemak pada pembuluh darah pun tidak akan terbentuk, sehingga peredaran darah akan lancar dan akan memperkecil resiko terserang stroke, penyumbatan pembuluh darah, impotensi dan jantung koroner. Adapun kapsaisin juga memiliki manfaat sebagai perangsang produksi hormon edhorphi, yaitu hormon yang dapat membangkitkan rasa nikmat dan kebahagiaan. Sehingga nafsu makan penikmatnya akan bertambah. Tidak berhenti sampai disitu, ternyata cabai juga mampu menurunkan kadar kolesterol.
Lalu apakah benar dengan cabai rasa sakit kepala bisa terasa lebih ringan? Dan ternyata itu benar, pasalnya rasa pedas dan panas yang ditimbulkan oleh kapsaisin yang terkandung pada cabai dapat menghadang aktivitas pengiriman sinyal rasa sakit dari pusat sistem saraf ke otak. Sehingga rasa sakit yang dirasakan akan lebih berkurang, bahkan hilang.
Ingat! ketika kita memakan cabai, rasa pedas dan panas biasanya menempel. Dan kebanyakan orang, untuk menghilangkan rasa pedas yang disebabkan oleh cabai itu dengan meminum air. Tapi ternyata tidak. Kenapa? Karena kapsiasin merupakan zat nonpolar, tidak dapat dicampur dengan air. Jadi, jika terasa pedas tidak akan sembuh dengan meminum air. Bahkan dengan air rasa pedas itu akan merata pada rongga mulut. Karena tidak larutnya zat kapsiasin tersebut.
Lalu bagaimana caranya untuk menghilangkan rasa pedas tersebut? Cara terbaiknya, yaitu dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung kasein. Karena kapsiasin akan larut dalam kasein. Sehingga rasa pedas yang terasa akan berkurang. Misalnya : susu bubuk, nasi dan roti tawar. Selain itu, dapat juga dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung minyak. Karena minyak juga dapat melarutkan kapsiasin. Dan untuk larangan, hindari minuman yang bersoda, karena pada dasarnya minuman tersebut hanya akan membuat rasa pedas dan panas semakin dahsyat.
Selanjutnya bagaimana cara menghilangkan rasa panas yang terjadi pada kulit? Ternyata cukup dengan mengoleskan minyak sayur atau minyak zaitun, karena telah kita ketahui bahwa minyak dapat melarutkan kapsiasin. Selain itu dengan menggunakan alkohol, dimana alkohol ini dapat berperan juga sebagai pelarut kapsiasin. Ada juga yang menggunakan sabun, susu, garam, pasta baking soda serta body lotion. Karena memiliki peranan yang sama, yaitu sebagai pekarut kapsiasin pada buah cabai.
Jika tidak melakukan tindakan apapun, maka respon dari rasa pedas tersebut akan hilang dengan sendirinya setelah beberapa jam.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar