Laman

Selasa, 22 Maret 2016


Apa itu Plastik Oxium?

 Akhir-akhir ini, sangat terdengar dan mengiang ditelinga banyak masyarakat Dunia tentang penanggulangan sampah plastik, yang mana sudah banyak diketahui bahwa plastik merupakan salah satu barang andalan mahluk hidup untuk meringkas, membawa, menyimpan, dan lain sebagainya. Sangat membantu mempermudah setiap hal dalam kehidupan ini.
Pernyataan bahwa “plastik merupakan bahan yang tidak ramah lingkungan” mungkin sudah sangat melekat dalam benak fikiran dan perasaan kalian, ada banyak alternatif yang ditawarkan untuk mengurangi konsumsi dan dampak buruk plastik bagi lingkungan.
Plastik dianggap sebagai bahan yang paling bermasalah di dunia. Bukan hanya waktu urainya saja yang terlampau lama–mencapai ribuan tahun karena terbuat dari sumber daya yang tidak terbarukan, tetapi juga di dalamnya terdapat campuran racun-racun yang berbahaya bagi kesehatan makhluk hidup. Kelemahan inilah yang memaksa masyarakat dunia menjauhi plastik.
Ada banyak solusi untuk menghindari penggunaan plastik, salah satunya adalah menggunakan plastik oxium, yang sering difitnah sebagai “plastik ramah lingkungan.”
Salah satu contoh plastik oxium
Kini hampir semua supermarket atau mall, dan sejenisnya di kota-kota besar menggunakan jenis plastik oxium sebagai pembungkus barang belanjaan. Biasanya di lembaran plastik ini terdapat kalimat “plastik ramah lingkungan”, “plastik ini akan hancur dengan sendirinya”, “plastik biodegradable”, atau “100% degradable.”
Kalimat-kalimat penuh bujuk rayu ini telah berhasil membuat orang yang menggunakannya merasa telah berjasa bagi lingkungan, atau bahasa kerennya sudah “go green”. Padahal…..
Padahal sama sekali tidak………!
          Pada kenyataannya plastik oxium tidak dapat mengurai secara alami, sangat berkebalikan dengan apa yang dipikirkan oleh para penggunanya. Sebagian besar orang menganggap bahwa plastik oxium bersifat “organis”, tidak lagi “non-organis”, sehingga tidak lagi mencemari lingkungan. Padahal, apa yang dimiliki plastik oxium dan tidak dimiliki kantung kresek biasa hanyalah kemampuan ‘memecah diri’ jika terkena panas atau cahaya. Plastik oxium tetap sangat sulit untuk terurai secara alami, karena sebagian besar komponen penyusunnya adalah minyak bumi. Jadi sebenarnya yang dimaksud dengan degradable pada plastik oxium adalah “dapat terpecah dengan mudah”, BUKAN “mudah terurai secara alami.” Kecuali jika tertera tulisan “100% BIODEGRADABLE”, ini berarti benar-benar bisa terurai secara alami secara cepat, dan biasanya plastik dengan sifat ini disebut “bioplastik”.
Kalau masih bingung dengan perbedaan antara “terpecah” dengan “terurai”.
Yang dimaksud terdegradasi, artinya plastik benar-benar hancur sampai mata rantainya. Berbeda dengan fragmentasi yang hanya hancur secara fisik saja. Sekalipun hancur tetap akan menjadi plastik. 

          Di sisi lain, Pemerintah Inggris pernah mengimbau kepada industri plastik agar tidak mengklaim kalau plastik yang mereka produksi lebih baik untuk lingkungan dibandingkan plastik konvensional lainnya. Sebab, bahan tambahan senyawa kimia oxium yang membuat plastik lebih cepat terdegradasi, disinyalir justru memberikan efek negatif terhadap lingkungan. Zat aditif yang ditambahkan pada produk plastik ramah lingkungan membuat plastik tersebut tidak cocok didaur ulang atau digunakan kembali dalam jangka waktu lebih lama karena plastik akan mulai hancur.
          Bahkan menurut Indonesia Solid Waste Assosiation (Inswa) plastik tersebut belum  tentu dapat dicerna oleh mikroorganisme untuk menjadi material alamiah.
Tak hanya itu, plastik dengan label bio-degradable dikatakan tetap mengeluarkan gas rumah kaca yang semakin memperparah pemanasan global. Sebab, jenis plastik tersebut tetap memberikan kontribusi gas methan pada proses penguraiannya di tempat sampah. Gas methan adalah penyumbang pemanasan global yang lebih kuat 21 kali lipat dari gas karbondioksida.
 Proses biodegradasi melibatkan mikroba, sedangkan proses degradasi bisa melibatkan apa saja (pada kasus ini melibatkan panas dan cahaya). Selama plastik masih terbuat dari minyak bumi, bisa dipastikan plastik tersebut sangat sulit untuk di-biodegradasi, sehingga hanya bisa didegradasi (dengan bantuan panas dan cahaya). Yang ter-biodegradasi pada plastik oxium hanyalah zat aditif-nya.
Hasil akhir dari penguraian adalah material organis yang bentuknya menyerupai tanah. Sedangkan hasil akhir pemecahan adalah potongan plastik berukuran sangat kecil, yang masih mengandung racun.
Sebenarnya plastik-plastik ini tidak hilang, hanya saja mata kita tidak mampu melihatnya. Sampai sekarang belum banyak penelitian yang bisa menunjukkan ke mana perginya potongan-potongan plastik tersebut. Tapi diduga potongan-potongan plastik ini bertebaran di udara, air, dan permukaan tanah. Bayangkan, setiap potong plastik merepresentasikan racun yang berbahaya bagi manusia.
Jadi sebenarnya kata-kata yang ada pada plastik oxium kurang lengkap. Mari kita lengkapi bersama….
“Plastik ramah lingkungan” + “masa sih?”
“Plastik ini akan hancur dengan sendirinya” + “menjadi potongan-potongan kecil yang masih mengandung racun dan entah ke mana perginya.”
“Plastik biodegradable” + “tapi pada kadar yang sangat sedikit, selebihnya hanya DEGRADABLE” = “sama aja dengan plasik biasa”
“100% degradable” + “tapi ga 100% BIODEGRADABLE”  = “sama aja dengan plasik biasa”
Jika plastik oxium ini benar-benar bisa “menghilang” dalam 2 tahun, maka hanya masalah pertama yang bisa teratasi.
Oke, sampahnya hilang, tapi bagaimana dengan racunnya?
Jadi sebenarnya, kalau kita mau hitung-hitungan, plastik oxium ternyata tidak lebih baik dibanding kantung kresek biasa. Racun yang ada pada kantung kresek biasa bisa dikatakan sama dengan yang ada pada plastik oxium, tapi kantung kresek biasa tidak mudah rusak, sehingga lebih tahan lama dan lebih bisa dipakai berulang-ulang. Jadi untuk racun dengan jumlah sama, kantung kresek punya manfaat yang lebih banyak dibanding plastik oxium.
Yang Kita perlu ingat tujuan awal kita: mengurangi penggunaan plastik. Jadi ya kalau bisa, kita ga usah lagi pake kantung kresek. Kita bisa menggantinya dengan kantung lain yang bisa dipakai ulang, dan terbuat dari bahan yang terbarukan, misalnya dari kain katun atau kain kanvas.

Inilah resiko hidup di dunia moderen. Kita perlu cerdas menyikapi segala perkembangan yang ada. Jangan mau dibodohi oleh inovasi-inovasi yang terkesan keren padahal sebenarnya absurd.

SEMOGA BERMANFAAT DAN BAROKAH.. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar