Apa itu Plastik Oxium?
Akhir-akhir ini, sangat terdengar dan mengiang
ditelinga banyak masyarakat Dunia tentang penanggulangan sampah plastik, yang
mana sudah banyak diketahui bahwa plastik merupakan salah satu barang andalan
mahluk hidup untuk meringkas, membawa, menyimpan, dan lain sebagainya. Sangat membantu
mempermudah setiap hal dalam kehidupan ini.
Pernyataan bahwa “plastik merupakan bahan yang
tidak ramah lingkungan” mungkin sudah sangat melekat dalam benak fikiran dan
perasaan kalian, ada banyak alternatif yang ditawarkan untuk mengurangi
konsumsi dan dampak buruk plastik bagi lingkungan.
Plastik
dianggap sebagai bahan yang paling bermasalah di dunia. Bukan hanya waktu
urainya saja yang terlampau lama–mencapai ribuan tahun karena terbuat dari sumber
daya yang tidak terbarukan, tetapi juga di dalamnya terdapat campuran
racun-racun yang berbahaya bagi kesehatan makhluk hidup. Kelemahan inilah yang
memaksa masyarakat dunia menjauhi plastik.
Ada
banyak solusi untuk menghindari penggunaan plastik, salah satunya adalah
menggunakan plastik oxium, yang sering difitnah sebagai “plastik ramah
lingkungan.”
Salah satu contoh
plastik oxium
Kini
hampir semua supermarket atau mall, dan sejenisnya di kota-kota besar menggunakan
jenis plastik oxium sebagai pembungkus barang belanjaan. Biasanya di lembaran
plastik ini terdapat kalimat “plastik
ramah lingkungan”, “plastik ini
akan hancur dengan sendirinya”, “plastik
biodegradable”, atau “100%
degradable.”
Kalimat-kalimat
penuh bujuk rayu ini telah berhasil membuat orang yang menggunakannya merasa
telah berjasa bagi lingkungan, atau bahasa kerennya sudah “go green”.
Padahal…..
Padahal
sama sekali tidak………!
Pada
kenyataannya plastik oxium tidak dapat mengurai secara alami, sangat berkebalikan
dengan apa yang dipikirkan oleh para penggunanya. Sebagian besar orang
menganggap bahwa plastik oxium bersifat “organis”, tidak lagi “non-organis”,
sehingga tidak lagi mencemari lingkungan. Padahal, apa yang dimiliki plastik
oxium dan tidak dimiliki kantung kresek biasa hanyalah kemampuan ‘memecah diri’ jika terkena panas
atau cahaya. Plastik oxium tetap sangat sulit untuk terurai secara alami,
karena sebagian besar komponen penyusunnya adalah minyak bumi. Jadi sebenarnya
yang dimaksud dengan degradable pada
plastik oxium adalah “dapat terpecah
dengan mudah”, BUKAN “mudah
terurai secara alami.” Kecuali jika tertera tulisan “100%
BIODEGRADABLE”, ini berarti benar-benar bisa terurai secara alami secara cepat,
dan biasanya plastik dengan sifat ini disebut “bioplastik”.
Kalau
masih bingung dengan perbedaan antara “terpecah” dengan “terurai”.
Yang dimaksud terdegradasi, artinya plastik
benar-benar hancur sampai mata rantainya. Berbeda dengan fragmentasi yang hanya
hancur secara fisik saja. Sekalipun hancur tetap akan menjadi plastik.
Di sisi lain, Pemerintah Inggris pernah mengimbau kepada industri plastik agar tidak mengklaim kalau plastik yang mereka produksi lebih baik untuk lingkungan dibandingkan plastik konvensional lainnya. Sebab, bahan tambahan senyawa kimia oxium yang membuat plastik lebih cepat terdegradasi, disinyalir justru memberikan efek negatif terhadap lingkungan. Zat aditif yang ditambahkan pada produk plastik ramah lingkungan membuat plastik tersebut tidak cocok didaur ulang atau digunakan kembali dalam jangka waktu lebih lama karena plastik akan mulai hancur.
Bahkan menurut Indonesia Solid Waste Assosiation (Inswa) plastik tersebut belum tentu dapat dicerna oleh mikroorganisme untuk menjadi material alamiah.
Tak hanya itu, plastik dengan label bio-degradable dikatakan tetap mengeluarkan gas rumah kaca yang semakin memperparah pemanasan global. Sebab, jenis plastik tersebut tetap memberikan kontribusi gas methan pada proses penguraiannya di tempat sampah. Gas methan adalah penyumbang pemanasan global yang lebih kuat 21 kali lipat dari gas karbondioksida.
Proses
biodegradasi melibatkan mikroba, sedangkan proses degradasi bisa melibatkan apa
saja (pada kasus ini melibatkan panas dan cahaya). Selama plastik masih terbuat
dari minyak bumi, bisa dipastikan plastik tersebut sangat sulit untuk
di-biodegradasi, sehingga hanya bisa didegradasi (dengan bantuan panas dan
cahaya). Yang ter-biodegradasi pada plastik oxium hanyalah zat aditif-nya.
Hasil
akhir dari penguraian adalah material organis yang bentuknya menyerupai tanah.
Sedangkan hasil akhir pemecahan adalah potongan plastik berukuran sangat kecil,
yang masih mengandung racun.
Sebenarnya
plastik-plastik ini tidak hilang, hanya saja mata kita tidak mampu melihatnya.
Sampai sekarang belum banyak penelitian yang bisa menunjukkan ke mana perginya
potongan-potongan plastik tersebut. Tapi diduga potongan-potongan plastik ini
bertebaran di udara, air, dan permukaan tanah. Bayangkan, setiap potong plastik
merepresentasikan racun yang berbahaya bagi manusia.
Jadi
sebenarnya kata-kata yang ada pada plastik oxium kurang lengkap. Mari kita
lengkapi bersama….
“Plastik
ramah lingkungan” + “masa sih?”
“Plastik
ini akan hancur dengan sendirinya” + “menjadi potongan-potongan kecil yang masih mengandung racun dan entah ke
mana perginya.”
“Plastik
biodegradable” + “tapi pada kadar
yang sangat sedikit, selebihnya hanya DEGRADABLE” = “sama aja dengan plasik
biasa”
“100%
degradable” + “tapi ga 100%
BIODEGRADABLE” = “sama aja dengan plasik biasa”
Jika
plastik oxium ini benar-benar bisa “menghilang” dalam 2 tahun, maka hanya
masalah pertama yang bisa teratasi.
Oke,
sampahnya hilang, tapi bagaimana dengan racunnya?
Jadi
sebenarnya, kalau kita mau hitung-hitungan, plastik oxium ternyata tidak lebih
baik dibanding kantung kresek biasa. Racun yang ada pada kantung kresek biasa
bisa dikatakan sama dengan yang ada pada plastik oxium, tapi kantung kresek
biasa tidak mudah rusak, sehingga lebih tahan lama dan lebih bisa dipakai
berulang-ulang. Jadi untuk racun dengan jumlah sama, kantung kresek punya
manfaat yang lebih banyak dibanding plastik oxium.
Yang
Kita perlu ingat tujuan awal kita: mengurangi penggunaan plastik. Jadi ya kalau
bisa, kita ga usah lagi pake kantung kresek. Kita bisa menggantinya dengan
kantung lain yang bisa dipakai ulang, dan terbuat dari bahan yang terbarukan,
misalnya dari kain katun atau kain kanvas.
Inilah resiko hidup di dunia moderen. Kita perlu cerdas menyikapi
segala perkembangan yang ada. Jangan mau dibodohi oleh inovasi-inovasi yang
terkesan keren padahal sebenarnya absurd.
SEMOGA BERMANFAAT DAN BAROKAH..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar