Membayangkan es
krim akan terbayang kelembutan dan keyummyan rasanya. Untuk membuat dan
menyimpan es krim sehingga kelembutan dan keyummyannya terpelihara, kuncinya
adalah kimia. Tanpa sifat koligatif larutan atau sifat-sifat kolid tidak
mungkin es krim lezat bisa diproduksi.
Es krim tidak
lain berupa busa (gas yang terdispersi dalam cairan) yang diawetkan dengan
pendinginan. Walaupun es krim tampak sebagai wujud yang padu, bila dilihat
dengan mikroskop akan tampak ada empat komponen penyusun, yaitu padatan globula
lemak susu, udara (yang ukurannya tidak lebih besar dari 0,1 mm),
kristal-kristal kecil es, dan air yang melarutkan gula, garam, dan protein
susu.
Berbagai standar
produk makanan di dunia membolehkan penggelembungan campuran es krim dengan
udara sampai volumenya menjadi dua kalinya (disebut dengan maksimum 100 persen
overrun). Es krim dengan kandungan udara lebih banyak akan terasa lebih cair
dan lebih hangat sehingga tidak enakdimakan.
Bila kandungan
lemak susu terlalu rendah, akan membuat es lebih besar dan teksturnya lebih
kasar serta terasa lebih dingin. Emulsifier dan stabilisator dapat menutupi
sifat-sifat buruk yang diakibatkan kurangnya lemak susu dan dapat memberi rasa
lengket.
nacy johnson
dari Philadelphi adalah orang yang pertama menciptakan alat pembuat es krim.
Alat yang ia ciptakan adalah ember dari kayu yang di dalamnya ada wadah lebih
kecil dari logam. Wadah loam ini dapat diputar dengan menggunakan pedal. Ruang
diantara wadah kecil dan ember kayu diisi dengan campuran es dan garam.
Alat-alat yang modern saat inipunmasih menggunakan prinsip yang sama.
Pembuatan es
krim sebenarnya sederhana saja, yakni mencampurkan bahan-bahan dan kemudian
mendinginkannya. Air murni pada tekanan 1 atmosfer akan membeku pada suhu 00C.
Namun, bila ke dalam air dilarutkan zat lain, titik beku air akan menurun.
Jadi, untuk membekukan adonan es krimpun memerlukan suhu dibawah 00C.
Misalkan adonan es krim dimasukkan kedalam wadah logam, kemudian di ruang
antara ember kayu dan wadah logam dimasukkan es.
Awalnya suhu es
itu akan kurang dari 00C. Namun, permukaan es yang berkontak
langsung dengan udara akan segera naik suhunya mencapai 00 dan
sebagiannya akan mencair. Suhu campuran
antara es dan air tadi akan tetap 00 selama esnya belum semuanya mencair. Seperti disebut di atas,
jelas campuran es krim tidak membeku pada suhu 00C akibat sifat
koligatif penurunan titik beku.
Bila ditaburkan
sedikit garam ke campuran es dan air tadi, kita mendapatkan hal yang berbeda.
Air lelehan es dengan segera akan melarutkan garam yang kita taburkan. Dengan
demikian kristal es akan terapung di larutan garam. Karena larutan garam akan
mempunyai titik beku yang lebih rendah dari 00C, es akan turun
suhunya sampai titik beku air garam tercapai. Dengan kata lain, campuran es krim
tadi dikelilingi oleh larutan garam yang temperaturnya lebih rendah dari 00C
sehingga adonan es krim tersebut akan dapat membeku. Tapi jika campuran itu
hanya dibiarkan saja mendingin tidak akan dihasilkan es krim. Melainkan
gumpalan padat dan rapat berisi kristal-kristal es yang tidak akan enak bila
dimakan. Bila diinginkan es krim yang enak dimulut, selama proses pembekuan
tadi adonan harus diguncang-guncang. Pengocokan atau pengadukan campuran selama
proses pembekuan merupakan kunci dalam pembuatan es krim yang baik.
Proses
pengguncangan ini bertujuan ganda. Pertama, untuk mengecilkan ukuran kristal es
yang terbentuk; semakin kecil ukuran kristal esnya, semakin lembut es krim yang
terbentuk. Kedua, dengan proses ini akan terjadi pencampuran udara ke dalam
adonan es krim. Gelembung-gelembung udara yang tercampur ke dalam adonan inilah
yang menghasilkan busa yang seragam (homogen).
Metode sederhana
pengadukan dan pendinginan secara serempak ini ternyata menimbulkan masalah
lain. Krim pada dasarnya terdiri atas globula kecil lemak yang tersuspensi
dalam air. Globula-globula ini tidak saling bergabung, sebab masing-masing
dikelilingi membran protein yang menarik air, dan airnya membuat masing-masing
globula tetap menjauh. Pengadukan akan merusak membran protein yang membuat
globula lemak kemudian dapat saling mendekat. Akibatnya krim akan naik ke
permukaan. Hal seperti ini diinginkan bila yang akan dibuat adalah mentega atau
minyak, tetapi tidak jelas tidak diinginkan bila yang akan dibuat adalah es
krim.
Penyelesaian
sederhananya adalah menambahkan emulsifer pada campuran. Molekul emulsifer akan
menggantikan membran protein, satu ujung molekulnya akan melarut di air,
sedangkan ujung satunya akan melarut di lemak. Lecitin, molekul yang terdapat
dalam kuning telur, adalah contoh emulsifer sederhana . oleh karena itu salah
satu bahan pembuat es krim adalah kuning telur. Selain itu, dapat digunakan
mono- atau di-gliserida atau polisorbat yang dapat mendispersikan globula lemak
dengan lebih efektif.
Karena prinsip pembuatan
yang sangat sederhana itulah maka pernah ada kejadian yang lucu dalam pembuatan
es krim. Pilot Angkata Udara Amerika pada saat Perang Dunia II (zaman itu
dimedan perang tentu susah untuk mendapatkan es krim) kreatif membuat es krim
dengan menggunakan wadah meriam. Para penerbang ini mengamati dan mendapatkan
bahwa wadah meriam ternyata mempunyai suhu dan tingkat getaran yang cocok untuk
menghasilkan es krim. Jadi, setiap kali mereka berangkat menyerang lawan, tak
lupa mereka menempatkan satu wadah besar berisi adonan es krim. Hasilnya dalam
perjalanan pulang dari penyerangan mereka akan mendapatkan es krim yang sedap.
Bila es krim
tidak disimpan dengan baik, sebagian es krim yang mencair akan membentuk
kristal es yang lebih besardan ketika kembali dimasukkan kedalam pendingin
kristal esnya akan tumbuh membesar. Hal ini akan membuat teksturnya menjadi
semakin kasar dan tidak enak di mulut. Selain itu, sebenarnya pengerasan
tekstur ini bisa juga diakibatkan karena laktosa (gula susu) akan mengkristal dari
larutan dan struktur melarut kembali. Untuk mengatasi hal ini, bila selesai
makan (sebelum menyimpan kembali), dapat ditaburkan gum atau serbuk selulosa di
atas es krim. Serbuk-serbuk itu akan menyerap kuat air yang mencair sehingga
pembentukan kristal es yang besar dapat dicegah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar