Laman

Selasa, 22 Maret 2016

Kandungan dalam seuntai Nginang

NNginang adalah sebutan dari tradisi makan sirih. Biasanya, sebelum dimakan sirih diramu terlebih dahulu dengan tembakau, kapur, gambir, dan buah pinang. 
SEJARAH NGINANG
Asal usul budaya ini diperkirakan berasal dari kebiasaan masyarakat Indonesia pada masa lalu. Seperti halnya asal-usul sirih itu sendiri, tradisi makan sirih belum dapat dipastikan dari mana asalnya. Tidak sedikit orang yang mengatakan bahwa tradisi makan sirih berasal dari India, pendapat ini lebih didasarkan pada cerita-cerita sastra dan sejarah lisan. Namun, berdasarkan catatan perjalanan Marcopolo, kemungkinan besar tradisi ini berasal dari kepulauan Indonesia. Marcopolo yang dikenal sebagai penjelajah dunia pada abad ke-13 mencatat bahwa masyarakat di kepulauan nusantara banyak yang makan sirih. Pernyataan Marcopolo tersebut seolah-olah mempertegas pernyataan  dua penjajah sebelumnya yaitu Ibnu Batuta dan Vasco Da Gama, yang menyatakan bahwa ada masyarakat di sebelah timur (Indonesia) memiliki kegemaran makan sirih.
Berawal dari kebiasaan makan sirih, dan beragamnya flora di Indonesia. Kebiasaan ini semakin berkembang dengan penambahan berbagai bahan yaitu buah pinang, kapur sirih, gambir dan disebut dengan istilah nginang. Sampai saat ini asal usul budaya nginang belum diketahui secara resmi darimana asalnya.
Budaya makan Pinang telah merasuk ke Indonesia di berbagai wilayah dari Sumatra, Jawa, Kalimantan hingga Papua. Namun karena efek yang di timbulkan setelah makan pinang berupa air liur yang terlihat merah dan jorok di tambah lagi dengan kehadiran rokok dan cemilan, maka budaya makan pinang ini kian lama kian terkikis.




MITOS TENTANG NGINANG
            Nginang adalah kebiasaan mengkonsumsi sirih, tembakau, kapur, gambir, dan buah pinang lalu dimakan menjadi satu. Mitos tentang nginang memang sudah tidak asing lagi terdengar di telinga kita. Selain sudah menjadi kebiasaan yang sulit ditinggalkan, banyak dari nenek-nenek kita yang mengatakan bahwa dengan menginang dapat membuat gigi dan gusi kita menjadi lebih sehat dan kuat, serta dapat menghilangkan bau mulut yang tidak sedap.
Selain mitos tersebut ternyata nginang juga memiliki filosofi tersendiri, yakni :
·        Sirih 

 
      Sirih, konon melambangkan sifat rendah hati, memberi, serta senantiasa memuliakan orang lain. Makna ini ditafsirkan dari cara tumbuh sirih yang memanjat pada para-para, batang pohon sakat atau batang pohon api-api tanpa merusakkan batang atau apapun tempat ia hidup. Dalam istilah biologi disebut simbiosis komensalisme. Daun sirih yang lebat dan rimbun memberi keteduhan di sekitarnya.


·  
       Kapur
 

Kapur melambangkan hati yang putih bersih serta tulus, tetapi jika keadaan memaksa, ia akan berubah menjadi lebih agresif dan marah.





       Gambir 
Gambir juga adalah tumbuhan yang terdapat di Asia Tenggara, termasuk dalam keluarga Rubiaceae. Daunnya berbentuk bujur telur atau lonjong, dan permukaannya licin. Bunga gambir berwarna kelabu. Gambir juga dimanfaatkan sebagai obat, antara lain untuk mencuci luka bakar dan kudis, mencegah penyakit diare dan disentri, serta sebagai pelembap dan menyembuhkan luka di kerongkongan. Gambir memiliki rasa sedikit pahit, melambangkan keteguhan hati. Makna ini diperoleh dari warna daun gambir yang kekuning-kuningan serta memerlukan suatu pemrosesan tertentu untuk memperoleh sarinya, sebelum bisa dimakan. Dimaknai bahwa jika mencita-citakan sesuatu, kita harus sabar melakukan proses untuk mencapainya.
Dengan memakan serangkai pinang sirih dan kapur ini, merupakan simbol dari harapan untuk menjadi manusia yang selalu rendah hati dan meneduhkan layaknya sirih. Hati bersih, tulus tapi agresif seperti kapur. Jujur, lurus hati dan bersungguh-sungguh layaknya pohon pinang. Dan jika ditambah gambir berarti sabar dan hati yang teguh bak sang gambir. kesemuanya harus di racik menjadi satu kesatuan yang pas,harus benar benar di campur dengan tepat untuk menghasilkan citarasa yang enak.

Cara nginang adalah sebagai berikut :
1.      Ambil 1 sampai 2 lembar daun sirih.
2.      Ambil sedikit kapur sirih, sedikit isi biji pinang yang muda, dan gambir kemudian bungkus dengan daun sirih tersebut.
3.      Kemudian kunyah daun sirih beserta isinya sampai hancur.
4.      Untuk membersihkan gigi, pakailah tembakau.   


2.5       KANDUNGAN BAHAN-BAHAN NGINANG
    Daun Sirih

Sirih merupakan tanaman asli Indonesia yang tumbuh merambat atau bersandar pada batang pohon lain. Sebagai budaya daun dan buahnya biasa dimakan dengan cara mengunyah bersama gambir, pinang dan kapur. Namun mengunyah sirih telah dikaitkan dengan penyakit kanker mulut dan pembentukan squamous cell carcinoma yang bersifat malignan.
Sirih digunakan sebagai tanaman obat (fitofarmaka), sangat berperan dalam kehidupan dan berbagai upacara adat rumpun Melayu.
·         Ciri-ciri batang, daun, dan bunga dan buah
Tanaman merambat ini bisa mencapai tinggi 15 m. Batang sirih berwarna coklat kehijauan,berbentuk bulat, beruas dan merupakan tempat keluarnya akar. Daunnya yang tunggal berbentuk jantung, berujung runcing, tumbuh berselang-seling, bertangkai, dan mengeluarkan bau yang sedap bila diremas. Panjangnya sekitar 5 - 8 cm dan lebar 2 - 5 cm. Bunganya majemuk berbentuk bulir dan terdapat daun pelindung ± 1 mm berbentuk bulat panjang. Pada bulir jantan panjangnya sekitar 1,5 - 3 cm dan terdapat dua benang sari yang pendek sedang pada bulir betina panjangnya sekitar 1,5 - 6 cm dimana terdapat kepala putik tiga sampai lima buah berwarna putih dan hijau kekuningan. Buahnya buah buni berbentuk bulat berwarna hijau keabu-abuan. Akarnya tunggang, bulat dan berwarna coklat kekuningan.
·         Kandungan dan manfaat
Minyak atsiri dari daun sirih mengandung minyak terbang (betIephenol), seskuiterpen, pati, diatase, gula dan zat samak dan kavikol yang memiliki daya mematikan kuman, antioksidasi dan fungisida, anti jamur. Sirih berkhasiat menghilangkan bau badan yang ditimbulkan bakteri dan cendawan. Daun sirih juga bersifat menahan perdarahan, menyembuhkan luka pada kulit, dan gangguan saluran pencernaan. Selain itu juga bersifat mengerutkan, mengeluarkan dahak, meluruhkan ludah, hemostatik, dan menghentikan perdarahan. Biasanya untuk obat hidung berdarah, dipakai 2 lembar daun segar Piper betle, dicuci, digulung kemudian dimasukkan ke dalam lubang hidung. Selain itu, kandungan bahan aktif fenol dan kavikol daun sirih hutan juga dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati untuk mengendalikan hama penghisap.
·         Dampak negatif dari penggunaan daun sirih
Karena memiliki efek mengerutkan jaringan, pada kondisi tetentu justru akan menyebabkan keringnya rongga mulut, sariawan dan mengerutnya papila lidah sehingga fungsi indera pengecap akan menurun.
    Kapur Sirih

·         Manfaat
Kapur yang digunakan untuk jika dicampur dengan air akan memberikan efek penetral terhadap zat asam yang dihasilkan bakteri.
·         Dampak negatif dari penggunaan kapur sirih
Kapur memiliki komponen bahan yang sifatnya mampu mengikis permukaan gigi. Menjadikan lapisan pelindung gigi menjadi menipis. Kapur yang digunakan untuk menginang akan tertahan di rongga mulut selama berjam-jam hingga akhirnya mengendap dan pembentukan karang gigi akan lebih cepat. Karang gigi yang menimbun di daerah celah gusi akan menyebabkan peradangan pada gusi dan jaringan pendukung pada gigi. Jika dibiarkan tanpa adanya perawatan, gigi akan goyah dan tanggal dengan sendirinya.
    Biji Pinang

·         Manfaat
Zat yang tekandung di dalam buah pinang tenyata mampu memberikan rangsangan pada sistem saraf pusat dan jika dikombinasikan dengan daun sirih akan menimbulkan efek euforia ringan. Selain itu biji pinang mampu mengencangkan gusi dan menghentikan perdarahan sama seperti daun sirih.
·         Dampak negatif dari penggunaan biji pinang
Buah pinang akan berubah warna menjadi merah jika berada dalam lingkungan basa seperti pada lingkungan mulut orang-orang yang mengunyah bahan-bahan menyirih. Pewarnaan ini akan membuat pewarnaan pada seluruh rongga mulut dan kebersihan mulut juga akan memburuk. Zat yang terdapat dalam biji pinang ternyata memiliki kemampuan untuk menyebabkan tumor. Efek pengkerutan jaringan akan sama dengan efek pada daun sirih.
    Gambir
·         Manfaat
Dari zat yang dikandungnya, gambir memiliki khasiat sebagai obat mencret, perut mulas, radang tenggorokan, batuk dan disentri. Sama seperti daun sirih dan pinang, gambir juga mampumengerutkan jaringan sehingga mampu mengencangkan gusi dan menghentikan perdarahan.       
·                  ·          Dampak negatif dari penggunaan gambir 
Sama seperti kapur, gambir juga bersifat mampu mengikis permukaan gigi. Efek pengkerutan jaringan akan sama dengan efek pada pinang dan daun sirih.
    Tembakau

·         Manfaat
-          Tembakau mengandung zat yang dapat mereaksi protein salam tubuh dan merupakan suatu hormon penting yang berperan dalam merangsang peredaran darah ke seluruh tubuh. Behkan, kandungan hormon dalam tembakau lokal dua kali lipat lebih banyak dibanding hormon yang terkandung dalam tembakau asal Eropa.
-          Kandungan tembakai ternyata juga mengandung protein antikanker. Zat yang terkandung dalam tembakau bereaksi pada protein, kemudian memisahkannya dengan bakteri. Protein yang sudah terpisah oleh tembakau rupanya mampu menangkal perkembangan sel kanker dalam tubuh. Oleh para peneliti tembakau, jenis protein seperti ini biasa disebut sebagai protein antikanker.
-          Protein lain yang terkandung dalam tembakau bernama cytokine. Cytokine mampu merangsang aktifnya sel-sel kekebalan dalam tubuh manusia. Produksi protein cytikine akan menjadi dua kali lipat lebih banyak bila terlebih dulu melalui beberapa proses, seperti pemurnian.
-          Manfaat lain pada kandungan tembakau adalah sebagai perangsang untuk memperbanyak sel tunas. Sel tunas tersebut kemudian berkembang dan bisa memulihkan atau malah menciptakan sel-sel dalam tubuh yang fungsinya sudah rusak.
-          Kandungan tembakau juga bisa mencegah hadirnya penyakit kencing manis.
-          Protein yang terkandung dalam tembakau juga bisa menghasilkan obat bagi HIV. Protein tersebut bernama griffithsin. Protein ini menghentikan terbentuknya virus HIV pada tubuh.
·         Dampak negatif dari penggunaan tembakau
-          Nikotin
Zat kimia ini menyerang saraf dan mampu membuat pengkonsumsinya merasa kecanduan.
-          Tar
Zat ini biasanya merusak paru-paru dan menjadi penyebab kanker karena sifatnya yang sangat beracun.
-          Karbon monoksida
Zat ini jelas-jelas beracun, karena bisa menbuat tubuuh kekurangan oksigen yang dapat menyebabkan sirkulasi aliran darah ke otak tidak lancar.
-          Ammonia
Zat beracun dan dapat membuat pingsan ini biasanya dipakai pada sabun pencuci lantai.
-          Aeston
Zat ini digunakan dalam proses pembuatan cat.
-          Hydrogen cyanide
Gas beracun yang bisa memyebabkan kematian.
-          Arsen atau arsenik
Zat beracun dan biasa digunakan sebagai pertisida atau herbisida.

  MANFAAT NGINANG
Pada jaman dahulu, dalam tradisi jawa kuno mengunyah daun sirih hijau wajib hukumnya, terutama bagi kaum perempuan. Nginang istilah mereka dalam mengungkapkan ritual wajib ini. Nginang merupakan ritual mengunyah daun sirih hijau yang ditambahkan dengan racikan tembakau, gambir, kapur putih dan buah pinang muda yang di-mix dalam porsi sedikit-sedikit. Setelah dikunyah-kunyah dalam mulut sampai lumat, ludahnya kemudian menjadi berwarna merah dan daun yang telah dilumatnya itu tidak ditelan, melainkan diludahkan kembali biasanya ke dalam wadah dari kuningan yang disebut bokor. Lalu ia akan mengunyah lagi, dan begitu seterusnya. Sering kita menjumpai nenek-nenek yang masih mempertahankan ritual nginang dijaman modern seperti sekarang, memiliki gigi yang utuh dan sehat. Mengapa hal tersebut bisa terjadi ?

Tradisi jawa, “nginang” yang diwajibkan bagi wanita
Seperti yang telah kita ketahui, gigi berlubang adalah masalah utama pada gigi. Namun, masih banyak yang belum mengetahui bahwa lubang pada gigi umumnya terjadi karena adanya penularan bakteri Steptococcus. Streptococcus biasanya ditemukan pada rongga gigi manusia yang luka dan menjadi bakteri yang paling kondisif kondusif menyebabkan karies untuk email gigi. Bakteri Streptococcus ini bertahan hidup dari suatu kelompok karbohidrat berbeda. Gula pada senyawa karbohidrat ini akan dimanfaatkan bakteri sebagai sumber energinya dan menghasilkan asam sebagai hasil sampingan dari metabolismenya. Selain itu, sisa makanan di rongga mulut yang mengalami fermentasi akan menghasilkan asam sehingga keasaman rongga mulut meningkat. Asam fermentasi bisa melarutkan mineral email gigi sehingga bakteri akan semakin mudah merusak gigi semakin dalam. Asam yang berada di mulut akan mengikis email, sehingga menghasilkan permukaan email yang buram dan kasar. Selanjutnya permukaan email yang kasar akan menjadi tempat berkembang biaknya bakteri yang bersifat kariogenik (penyebab karies), salah satunya streptococcus.

Bakteri Streptococcus
Gigi sehat dan kuat dimiliki oleh orang tua yang memiliki kebiasaan nginang, terjadi karena kandungan daun sirih dalam racikan nginang-nya itu. Daun sirih memiliki kemampuan sebagai antiseptic, antioksidan, dan fungisida. Menurut Hariana didalam bukunya yang berjudul Tumbuhan Obat dan Khasiatnya, daun sirih mengandung minyak atsiri sampai 4,2%, senyawa fenil propanoid dan tannin. Senyawa-senyawa ini bersifat antimikroba dan antijamur yang kuat dan dapat menghambat pertumbuhan beberapa jenis bakteri diantaranya Escherichia coli, Salmonella sp, Staphylococcus, dan dapat mematikan Candida albicans.
Berdasarkan hasil uji fitokimia daun sirih, menunjukan adanya golongan senyawa glikosida, steroid atau triterpenoid, flavonoid, tanin, dan antrakinon didalam duan sirih. Adanya kandungan senyawa senyawa triterpenoid, flavonoid, dan tanin menunjukan bahwa tumbuhan sirih mempunyai Aktivitas sebagai antimikroba, yang mampu melawan beberapa bakteri gram positif dan negative. Senyawa tanin dan flavonoid mempunyai aktivitas antibakteri untuk melawan Staphylococcus aureus, Eschericia coli dan jamur Candida albicans. Adapun ketiga bakteri tersebut merupakan bakteri penyebab berbagai penyakit pada gigi dan gusi serta menimbulkan bau yang tidak sedap di mulut. Ini didukung oleh Ditjen POM (1980) yang menyebutkan bahwa pada daun sirih dijumpai senyawa flavonoid dan tanin yang bersifat anti mikroba dan senyawa kavikol yang memiliki daya membunuh bakteri lima kali lebih kuat dari fenol biasa. Berarti daun sirih mampu menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh ketiga bakteri tersebut.
 
Bakteri Eschericia coli    Jamur Candida albicans
Menurut Pelczar dalam bukunya yang berjudul Dasar-Dasar Mikrobiologi, Staphylococcus merupakan bakteri gram positif yang terdapat pada sel kulit mati, hidung, mulut, dan luka. Eschericia coli merupakan bakteri gram negative yang terdapat dalam saluran cerna sebagai flora normal. Sedangkan Candida albicans adalah jamur yang terdapat di dalam mulut, usus duabelas jari, usus halus, dan usus besar.
Sekarang sudah tahu kan, mengapa kebiasaan nginang membuat gigi menjadi sehat. Dalam mengkonsumsi daun sirih tidak harus dengan cara tradisional seperti nginang. Daun sirih dapat dikonsumsi dengan cara lain, seperti berkumur dengan air rebusan daun sirih setelah menggosok gigi. Jadikanlah kegiatan berkumur ini sebagai rutinitas sehari-hari, selain gigi menjadi sehat, napas juga menjadi segar, karena pertumbuhan bakteri yang ada pada mulut telah diminimalisir.

   DAMPAK NEGATIF DARI NGINANG
Namun, di balik manfaat yang ada dalam kegiatan nginang, ternyata nginang juga memiliki efek negatif. Efek negatif yang ditimbulkan oleh nginang adalah menimbulkan warna kehitaman pada gusi serta kecanduan atau ketagihan seperti halnya yang terjadi pada pecinta rokok. Efek ketagihan ini disebabkan oleh tembakau yang digunakan para penginang. Tembakau yang digunakan dalam nginang memiliki perbedaan dengan tembakau yang digunakan untuk merokok. Tembakau untuk menginang memiliki kualitas di bawah tembakau rokok. Tapi ada tembakau nginang yang dianggap baik, yaitu tembakau ampenan yang berasal dari daerah bernama Ampenan.
Kebiasaan Nginang atau nyirih masih banyak dilakukan khususnya generasi tua kita, persepsi yang timbul dari kebiasaan nginang adalah gigi menjadi awet, tidak rusak, tetap bertahan sampai tua. Kenyataan memang demikian karena banyak orang yang menginang, gigi geliginya masih bagus sampai usia tua.
Meskipun demikian, ada akibat yang ditimbulkan dari kebiasaan nginang ini terhadap kesehatan gigi, berikut ini ulasannya, ramuan sirih terdiri dari : Daun Sirih, Gambir, Buah Pinang, Tembakau dan Kapur. Gigi geligi akan menjadi aus dan berwarna kemerahan. Resesi gusi dan iritasi pada mukosa mulut atau leukoplak dapat terjadi akibat tekanan tembakau. Penumpukan kalkulus atau karang gigi dapat pula terjadi karena adanya unsur kapur didalam ramuan sirih yang menyebabkan suasana basa di dalam mulut.
Ada tipe gingivitis atau radang gusi yang dinamakan gingivitis toxica yang ditandai dengan destruksi gingival tulang dibawahnya, yang dihubungkan dengan kebiasaan mengunyah tembakau.
Silikat yang terdapat di dalam daun tembakau dan pengunyahan dalam waktu lama berangsur-angsur akan mengikis elemen gigi sampai gingiva. Elemen-elemen ini berubah warna menjadi cokelat, tidak sakit karena proses berjalan lambat dan terus-menerus.

    LEBIH BAIK NGINANG ATAU MEROKOK ?
Selain dibakar dalam bentuk rokok, tembakau juga dinikmati dengan cara lain termasuk dikunyah bersama daun sirih (nginang). Meski tidak berasap, nginang ternyata memiliki risiko kesehatan yang sama dengan merokok.
Tradisi mengunyah tembakau dikenal luas di berbagai daerah di Indonesia maupun dunia. Salah satunya di Jawa Tengah dan sekitarnya, yang populer dengan istilah nginang atau nyusur.
Saat nginang, tembakau tidak digunakan sendirian melainkan ada campurannya. Di antaranya adalah endapan kapur (Jawa: njet), buah pinang, daun gambir dan tidak lupa daun sirih.
Masyarakat meyakini, tradisi ini memberikan manfaat bagi kesehatan gigi dan mulut. Meski belum banyak penelitian tentang dugaan tersebut, kebanyakan penginang memang memiliki mulut yang sehat serta gigi yang kuat meski berwarna agak kekuningan.
Anggapan ini mungkin ada benarnya, sebab beberapa campurannya yakni gambir serta daun sirih dikenal sebagai antiseptik. Senyawa fitokimia yang terkandung di dalamnya dapat mencegah pertumbuhan kuman-kuman penyebab sakit gigi dan bau mulut.
Selain itu nginang juga menggunakan endapan kapur sebagai campuran. Endapan yang telah membentuk pasta ini mengandung kalsium, yang diyakini punya manfaat bagi kesehatan gigi dan tulang.
Sampai di sini, manfaat nginang belum terbantahkan. Namun masih ada satu komponen lagi yang pastinya kontroversial, yakni tembakau. Jika tembakau dikatakan berbahaya ketika dalam bentuk rokok, apakah hal yang sama berlaku juga dalam nginang ?
Seperti dilansir dari ncbi.nlm.nih.gov, Senin (31/5/2010) sebuah penelitian pernah dilakukan oleh National Board of Health and Welfare (1997) untuk melihat hal itu. Ternyata pada smokeless tobacco (produk tembakau non-rokok) termasuk nginang, dijumpai risiko kesehatan yang sama dengan merokok meski sedikit lebih kecil.
Risiko penyakit jantung dan pembuluh darah pada smokeless tobacco meningkat 2 kali lipat dibandingkan ketika tidak mengonsumsi tembakau. Sedangkan pada rokok, risiko terebut menginkat 3 kali lipat.
Selain itu, smokeless tobacco dapat meningkatkan tekanan darah sehingga memperbesar risiko hipertensi. Hal yang sama juga terjadi pada rokok.
Karena dampak negatifnya lebih kecil, dalam hal ini nginang bisa dikatakan lebih aman dibandingkan rokok. Apalagi dampak tersebut hanya dialami oleh yang bersangkutan, tidak seperti rokok yang mengenal istilah perokok pasif.
Jika dari sisi kesehatan dampak negatif nginang sudah ditemukan, dampak negatif dari sisi lingkungan sebenarnya juga ada.
Salah satu komponen dalam nginang adalah pinang, yang mengandung alkaloid bernama arecoline. Senyawa ini akan memberi warna yang khas pada air liur saat nginang, yakni merah terang.
Kebiasaan buruk di desa-desa adalah meludah sembarangan. Dengan warna air liur yang semacam itu, kebiasaan itu tentu saja akan meninggalkan noda berupa bercak merah di mana-mana.
Sebenarnya masyarakat di Indonesia seperti di Jawa mempunyai wadah khusus untuk meludah, berupa kaleng kecil yang disebut tempolong. Masalah lingkungan akan teratasi jika saja semua orang yang nginang punya wadah semacam ini.

       PERKEMBANGAN NGINANG DI ERA GLOBALISASI
Dalam budaya Jawa, tradisi nginang memiliki makna filosofi, berasal dari kata enang’e atau menjadi saksi. Dulu masyarakat mendengarkan ajaran agama Islam sambil mengunyah sirih, agar lebih bisa konsentrasi dan menjadi saksi atas petuah-petuah kanjeng Nabi. Namun seiring perkembangan jaman, tradisi nginang semakin hilang. Biasanya keraton Kasunanan Surakarta masih menggelar tradisi nginang ini untuk menyambut datangnya Maulid Nabi Muhammad SAW.


sumber : http://ahsanfile.com/2010/10/20/nginang-sebuah-tradisi-menyehatkan-yang-mulai-punah/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar