NNginang
adalah sebutan dari tradisi makan sirih. Biasanya, sebelum dimakan sirih
diramu terlebih dahulu dengan tembakau, kapur, gambir, dan buah pinang.
SEJARAH
NGINANG
Asal usul
budaya ini diperkirakan berasal dari kebiasaan masyarakat Indonesia pada masa
lalu. Seperti halnya asal-usul sirih itu sendiri, tradisi makan sirih belum
dapat dipastikan dari mana asalnya. Tidak sedikit orang yang mengatakan bahwa
tradisi makan sirih berasal dari India, pendapat ini lebih didasarkan pada
cerita-cerita sastra dan sejarah lisan. Namun, berdasarkan catatan perjalanan
Marcopolo, kemungkinan besar tradisi ini berasal dari kepulauan Indonesia.
Marcopolo yang dikenal sebagai penjelajah dunia pada abad ke-13 mencatat bahwa
masyarakat di kepulauan nusantara banyak yang makan sirih. Pernyataan Marcopolo
tersebut seolah-olah mempertegas pernyataan dua penjajah sebelumnya yaitu
Ibnu Batuta dan Vasco Da Gama, yang menyatakan bahwa ada masyarakat di sebelah
timur (Indonesia) memiliki kegemaran makan sirih.
Berawal dari
kebiasaan makan sirih, dan beragamnya flora di Indonesia. Kebiasaan ini semakin
berkembang dengan penambahan berbagai bahan yaitu buah pinang, kapur sirih,
gambir dan disebut dengan istilah nginang. Sampai saat ini asal usul budaya
nginang belum diketahui secara resmi darimana asalnya.
Budaya makan
Pinang telah merasuk ke Indonesia di berbagai wilayah dari Sumatra, Jawa,
Kalimantan hingga Papua. Namun karena efek yang di timbulkan setelah makan
pinang berupa air liur yang terlihat merah dan jorok di tambah lagi dengan
kehadiran rokok dan cemilan, maka budaya makan pinang ini kian lama kian
terkikis.
MITOS TENTANG NGINANG
Nginang
adalah kebiasaan mengkonsumsi sirih, tembakau, kapur, gambir, dan buah pinang
lalu dimakan menjadi satu. Mitos tentang nginang memang sudah tidak asing lagi
terdengar di telinga kita. Selain sudah menjadi kebiasaan yang sulit
ditinggalkan, banyak dari nenek-nenek kita yang mengatakan bahwa dengan
menginang dapat membuat gigi dan gusi kita menjadi lebih sehat dan kuat, serta
dapat menghilangkan bau mulut yang tidak sedap.
Selain mitos
tersebut ternyata nginang juga memiliki filosofi tersendiri, yakni :
·
Sirih
Sirih, konon melambangkan sifat rendah hati, memberi, serta senantiasa memuliakan orang lain. Makna ini ditafsirkan dari cara tumbuh sirih yang memanjat pada para-para, batang pohon sakat atau batang pohon api-api tanpa merusakkan batang atau apapun tempat ia hidup. Dalam istilah biologi disebut simbiosis komensalisme. Daun sirih yang lebat dan rimbun memberi keteduhan di sekitarnya.
Sirih, konon melambangkan sifat rendah hati, memberi, serta senantiasa memuliakan orang lain. Makna ini ditafsirkan dari cara tumbuh sirih yang memanjat pada para-para, batang pohon sakat atau batang pohon api-api tanpa merusakkan batang atau apapun tempat ia hidup. Dalam istilah biologi disebut simbiosis komensalisme. Daun sirih yang lebat dan rimbun memberi keteduhan di sekitarnya.
·
Kapur
Kapur
Kapur melambangkan hati yang putih
bersih serta tulus, tetapi jika keadaan memaksa, ia akan berubah menjadi lebih
agresif dan marah.
Gambir
Gambir juga adalah tumbuhan yang
terdapat di Asia Tenggara, termasuk dalam keluarga Rubiaceae. Daunnya berbentuk
bujur telur atau lonjong, dan permukaannya licin. Bunga gambir berwarna kelabu.
Gambir juga dimanfaatkan sebagai obat, antara lain untuk mencuci luka bakar dan
kudis, mencegah penyakit diare dan disentri, serta sebagai pelembap dan
menyembuhkan luka di kerongkongan. Gambir memiliki rasa sedikit pahit,
melambangkan keteguhan hati. Makna ini diperoleh dari warna daun gambir yang
kekuning-kuningan serta memerlukan suatu pemrosesan tertentu untuk memperoleh
sarinya, sebelum bisa dimakan. Dimaknai bahwa jika mencita-citakan sesuatu,
kita harus sabar melakukan proses untuk mencapainya.
Dengan
memakan serangkai pinang sirih dan kapur ini, merupakan simbol dari harapan
untuk menjadi manusia yang selalu rendah hati dan meneduhkan layaknya sirih.
Hati bersih, tulus tapi agresif seperti kapur. Jujur, lurus hati dan
bersungguh-sungguh layaknya pohon pinang. Dan jika ditambah gambir berarti
sabar dan hati yang teguh bak sang gambir. kesemuanya harus di racik menjadi
satu kesatuan yang pas,harus benar benar di campur dengan tepat untuk
menghasilkan citarasa yang enak.
1.
Ambil 1
sampai 2 lembar daun sirih.
2.
Ambil
sedikit kapur sirih, sedikit isi biji pinang yang muda, dan gambir kemudian
bungkus dengan daun sirih tersebut.
3.
Kemudian
kunyah daun sirih beserta isinya sampai hancur.
4.
Untuk
membersihkan gigi, pakailah tembakau.
2.5
KANDUNGAN BAHAN-BAHAN NGINANG
Daun Sirih
Sirih merupakan tanaman asli Indonesia yang tumbuh merambat
atau bersandar pada batang pohon lain. Sebagai budaya daun dan buahnya biasa
dimakan dengan cara mengunyah bersama gambir, pinang dan kapur. Namun mengunyah
sirih telah dikaitkan dengan penyakit kanker mulut dan pembentukan squamous
cell carcinoma yang bersifat malignan.
Sirih
digunakan sebagai tanaman obat (fitofarmaka), sangat berperan dalam kehidupan
dan berbagai upacara adat rumpun Melayu.
·
Ciri-ciri batang, daun, dan bunga dan buah
Tanaman
merambat ini bisa mencapai tinggi 15 m. Batang sirih berwarna coklat kehijauan,berbentuk
bulat, beruas dan merupakan tempat keluarnya akar. Daunnya yang tunggal
berbentuk jantung, berujung runcing, tumbuh berselang-seling, bertangkai, dan
mengeluarkan bau yang sedap bila diremas. Panjangnya sekitar 5 - 8 cm dan lebar
2 - 5 cm. Bunganya majemuk berbentuk bulir dan terdapat daun pelindung ± 1 mm
berbentuk bulat panjang. Pada bulir jantan panjangnya sekitar 1,5 - 3 cm dan
terdapat dua benang sari yang pendek sedang pada bulir betina panjangnya
sekitar 1,5 - 6 cm dimana terdapat kepala putik tiga sampai lima buah berwarna
putih dan hijau kekuningan. Buahnya buah buni berbentuk bulat berwarna hijau
keabu-abuan. Akarnya tunggang, bulat dan berwarna coklat kekuningan.
·
Kandungan dan manfaat
Minyak atsiri dari daun sirih mengandung minyak terbang (betIephenol),
seskuiterpen, pati, diatase, gula dan zat samak dan kavikol yang memiliki daya
mematikan kuman, antioksidasi dan fungisida, anti jamur. Sirih berkhasiat
menghilangkan bau badan yang ditimbulkan bakteri dan cendawan. Daun sirih juga
bersifat menahan perdarahan, menyembuhkan luka pada kulit, dan gangguan saluran
pencernaan. Selain itu juga bersifat mengerutkan, mengeluarkan dahak,
meluruhkan ludah, hemostatik, dan menghentikan perdarahan. Biasanya untuk obat
hidung berdarah, dipakai 2 lembar daun segar Piper betle, dicuci,
digulung kemudian dimasukkan ke dalam lubang hidung. Selain itu, kandungan
bahan aktif fenol dan kavikol daun sirih hutan juga dapat dimanfaatkan sebagai
pestisida nabati untuk mengendalikan hama penghisap.
· Dampak negatif dari penggunaan daun sirih
Karena memiliki efek mengerutkan jaringan, pada kondisi tetentu justru
akan menyebabkan keringnya rongga mulut, sariawan dan mengerutnya papila lidah
sehingga fungsi indera pengecap akan menurun.
Kapur Sirih
·
Manfaat
Kapur yang digunakan untuk jika
dicampur dengan air akan memberikan efek penetral terhadap zat asam yang
dihasilkan bakteri.
·
Dampak
negatif dari penggunaan kapur sirih
Kapur memiliki komponen bahan yang
sifatnya mampu mengikis permukaan gigi. Menjadikan lapisan pelindung gigi
menjadi menipis. Kapur yang digunakan untuk menginang akan tertahan di rongga
mulut selama berjam-jam hingga akhirnya mengendap dan pembentukan karang gigi
akan lebih cepat. Karang gigi yang menimbun di daerah celah gusi akan
menyebabkan peradangan pada gusi dan jaringan pendukung pada gigi. Jika
dibiarkan tanpa adanya perawatan, gigi akan goyah dan tanggal dengan
sendirinya.
Biji Pinang
·
Manfaat
Zat yang tekandung di dalam buah
pinang tenyata mampu memberikan rangsangan pada sistem saraf pusat dan jika
dikombinasikan dengan daun sirih akan menimbulkan efek euforia ringan. Selain
itu biji pinang mampu mengencangkan gusi dan menghentikan perdarahan sama
seperti daun sirih.
·
Dampak
negatif dari penggunaan biji pinang
Buah pinang akan berubah warna
menjadi merah jika berada dalam lingkungan basa seperti pada lingkungan mulut
orang-orang yang mengunyah bahan-bahan menyirih. Pewarnaan ini akan membuat
pewarnaan pada seluruh rongga mulut dan kebersihan mulut juga akan memburuk.
Zat yang terdapat dalam biji pinang ternyata memiliki kemampuan untuk
menyebabkan tumor. Efek pengkerutan jaringan akan sama dengan efek pada daun
sirih.
Gambir
·
Manfaat
Dari zat yang dikandungnya, gambir
memiliki khasiat sebagai obat mencret, perut mulas, radang tenggorokan, batuk
dan disentri. Sama seperti daun sirih dan pinang, gambir juga mampumengerutkan
jaringan sehingga mampu mengencangkan gusi dan menghentikan perdarahan.
· ·
Dampak
negatif dari penggunaan gambir
Sama seperti kapur, gambir juga
bersifat mampu mengikis permukaan gigi. Efek pengkerutan jaringan akan sama
dengan efek pada pinang dan daun sirih.
Tembakau
·
Manfaat
-
Tembakau
mengandung zat yang dapat mereaksi protein salam tubuh dan merupakan suatu
hormon penting yang berperan dalam merangsang peredaran darah ke seluruh tubuh.
Behkan, kandungan hormon dalam tembakau lokal dua kali lipat lebih banyak
dibanding hormon yang terkandung dalam tembakau asal Eropa.
-
Kandungan
tembakai ternyata juga mengandung protein antikanker. Zat yang terkandung dalam
tembakau bereaksi pada protein, kemudian memisahkannya dengan bakteri. Protein
yang sudah terpisah oleh tembakau rupanya mampu menangkal perkembangan sel
kanker dalam tubuh. Oleh para peneliti tembakau, jenis protein seperti ini
biasa disebut sebagai protein antikanker.
-
Protein lain
yang terkandung dalam tembakau bernama cytokine. Cytokine mampu merangsang
aktifnya sel-sel kekebalan dalam tubuh manusia. Produksi protein cytikine akan
menjadi dua kali lipat lebih banyak bila terlebih dulu melalui beberapa proses,
seperti pemurnian.
-
Manfaat lain
pada kandungan tembakau adalah sebagai perangsang untuk memperbanyak sel tunas.
Sel tunas tersebut kemudian berkembang dan bisa memulihkan atau malah
menciptakan sel-sel dalam tubuh yang fungsinya sudah rusak.
-
Kandungan
tembakau juga bisa mencegah hadirnya penyakit kencing manis.
-
Protein yang
terkandung dalam tembakau juga bisa menghasilkan obat bagi HIV. Protein
tersebut bernama griffithsin. Protein ini menghentikan terbentuknya virus HIV
pada tubuh.
· Dampak
negatif dari penggunaan tembakau
- Nikotin
Zat kimia
ini menyerang saraf dan mampu membuat pengkonsumsinya merasa kecanduan.
- Tar
Zat ini
biasanya merusak paru-paru dan menjadi penyebab kanker karena sifatnya yang
sangat beracun.
- Karbon monoksida
Zat ini
jelas-jelas beracun, karena bisa menbuat tubuuh kekurangan oksigen yang dapat
menyebabkan sirkulasi aliran darah ke otak tidak lancar.
- Ammonia
Zat
beracun dan dapat membuat pingsan ini biasanya dipakai pada sabun pencuci
lantai.
- Aeston
Zat ini
digunakan dalam proses pembuatan cat.
- Hydrogen cyanide
Gas
beracun yang bisa memyebabkan kematian.
- Arsen atau arsenik
Zat
beracun dan biasa digunakan sebagai pertisida atau herbisida.
MANFAAT NGINANG
Pada jaman
dahulu, dalam tradisi jawa kuno mengunyah daun sirih hijau wajib hukumnya,
terutama bagi kaum perempuan. Nginang istilah mereka dalam mengungkapkan ritual
wajib ini. Nginang merupakan ritual mengunyah daun sirih hijau yang ditambahkan
dengan racikan tembakau, gambir, kapur putih dan buah pinang muda yang di-mix
dalam porsi sedikit-sedikit. Setelah dikunyah-kunyah dalam mulut sampai lumat,
ludahnya kemudian menjadi berwarna merah dan daun yang telah dilumatnya itu
tidak ditelan, melainkan diludahkan kembali biasanya ke dalam wadah dari
kuningan yang disebut bokor. Lalu ia akan mengunyah lagi, dan begitu
seterusnya. Sering kita menjumpai nenek-nenek yang masih mempertahankan ritual
nginang dijaman modern seperti sekarang, memiliki gigi yang utuh dan sehat.
Mengapa hal tersebut bisa terjadi ?
Tradisi
jawa, “nginang” yang diwajibkan bagi wanita
Seperti yang
telah kita ketahui, gigi berlubang adalah masalah utama pada gigi. Namun, masih
banyak yang belum mengetahui bahwa lubang pada gigi umumnya terjadi karena
adanya penularan bakteri Steptococcus. Streptococcus biasanya ditemukan pada
rongga gigi manusia yang luka dan menjadi bakteri yang paling kondisif kondusif
menyebabkan karies untuk email gigi. Bakteri Streptococcus ini bertahan hidup
dari suatu kelompok karbohidrat berbeda. Gula pada senyawa karbohidrat ini akan
dimanfaatkan bakteri sebagai sumber energinya dan menghasilkan asam sebagai
hasil sampingan dari metabolismenya. Selain itu, sisa makanan di rongga mulut
yang mengalami fermentasi akan menghasilkan asam sehingga keasaman rongga mulut
meningkat. Asam fermentasi bisa melarutkan mineral email gigi sehingga bakteri
akan semakin mudah merusak gigi semakin dalam. Asam yang berada di mulut akan
mengikis email, sehingga menghasilkan permukaan email yang buram dan kasar. Selanjutnya
permukaan email yang kasar akan menjadi tempat berkembang biaknya bakteri yang
bersifat kariogenik (penyebab karies), salah satunya streptococcus.
Bakteri
Streptococcus
Gigi sehat
dan kuat dimiliki oleh orang tua yang memiliki kebiasaan nginang, terjadi
karena kandungan daun sirih dalam racikan nginang-nya itu. Daun sirih memiliki
kemampuan sebagai antiseptic, antioksidan, dan fungisida. Menurut Hariana
didalam bukunya yang berjudul Tumbuhan Obat dan Khasiatnya, daun sirih
mengandung minyak atsiri sampai 4,2%, senyawa fenil propanoid dan tannin.
Senyawa-senyawa ini bersifat antimikroba dan antijamur yang kuat dan dapat
menghambat pertumbuhan beberapa jenis bakteri diantaranya Escherichia coli,
Salmonella sp, Staphylococcus, dan dapat mematikan Candida albicans.
Berdasarkan
hasil uji fitokimia daun sirih, menunjukan adanya golongan senyawa glikosida,
steroid atau triterpenoid, flavonoid, tanin, dan antrakinon didalam duan sirih.
Adanya kandungan senyawa senyawa triterpenoid, flavonoid, dan tanin menunjukan
bahwa tumbuhan sirih mempunyai Aktivitas sebagai antimikroba, yang mampu
melawan beberapa bakteri gram positif dan negative. Senyawa tanin dan flavonoid
mempunyai aktivitas antibakteri untuk melawan Staphylococcus aureus, Eschericia
coli dan jamur Candida albicans. Adapun ketiga bakteri tersebut merupakan
bakteri penyebab berbagai penyakit pada gigi dan gusi serta menimbulkan bau
yang tidak sedap di mulut. Ini didukung oleh Ditjen POM (1980) yang menyebutkan
bahwa pada daun sirih dijumpai senyawa flavonoid dan tanin yang bersifat anti
mikroba dan senyawa kavikol yang memiliki daya membunuh bakteri lima kali lebih
kuat dari fenol biasa. Berarti daun sirih mampu menyembuhkan penyakit yang
disebabkan oleh ketiga bakteri tersebut.
Bakteri Eschericia coli
Jamur Candida albicans
Menurut
Pelczar dalam bukunya yang berjudul Dasar-Dasar Mikrobiologi, Staphylococcus
merupakan bakteri gram positif yang terdapat pada sel kulit mati, hidung,
mulut, dan luka. Eschericia coli merupakan bakteri gram negative yang terdapat
dalam saluran cerna sebagai flora normal. Sedangkan Candida albicans adalah
jamur yang terdapat di dalam mulut, usus duabelas jari, usus halus, dan usus
besar.
Sekarang
sudah tahu kan, mengapa kebiasaan nginang membuat gigi menjadi sehat. Dalam
mengkonsumsi daun sirih tidak harus dengan cara tradisional seperti nginang.
Daun sirih dapat dikonsumsi dengan cara lain, seperti berkumur dengan air
rebusan daun sirih setelah menggosok gigi. Jadikanlah kegiatan berkumur ini
sebagai rutinitas sehari-hari, selain gigi menjadi sehat, napas juga menjadi
segar, karena pertumbuhan bakteri yang ada pada mulut telah diminimalisir.
DAMPAK NEGATIF DARI NGINANG
Namun, di
balik manfaat yang ada dalam kegiatan nginang, ternyata nginang juga memiliki
efek negatif. Efek negatif yang ditimbulkan oleh nginang adalah menimbulkan
warna kehitaman pada gusi serta kecanduan atau ketagihan seperti halnya yang
terjadi pada pecinta rokok. Efek ketagihan ini disebabkan oleh tembakau yang
digunakan para penginang. Tembakau yang digunakan dalam nginang memiliki
perbedaan dengan tembakau yang digunakan untuk merokok. Tembakau untuk
menginang memiliki kualitas di bawah tembakau rokok. Tapi ada tembakau nginang
yang dianggap baik, yaitu tembakau ampenan yang berasal dari daerah bernama
Ampenan.
Kebiasaan Nginang atau nyirih masih banyak dilakukan khususnya
generasi tua kita, persepsi yang timbul dari kebiasaan nginang adalah gigi
menjadi awet, tidak rusak, tetap bertahan sampai tua. Kenyataan memang demikian
karena banyak orang yang menginang, gigi geliginya masih bagus sampai usia tua.
Meskipun
demikian, ada akibat yang ditimbulkan dari kebiasaan nginang ini terhadap
kesehatan gigi, berikut ini ulasannya, ramuan sirih terdiri dari : Daun Sirih,
Gambir, Buah Pinang, Tembakau dan Kapur. Gigi geligi akan menjadi aus dan
berwarna kemerahan. Resesi gusi dan iritasi pada mukosa mulut atau leukoplak
dapat terjadi akibat tekanan tembakau. Penumpukan kalkulus atau karang gigi
dapat pula terjadi karena adanya unsur kapur didalam ramuan sirih yang
menyebabkan suasana basa di dalam mulut.
Ada tipe
gingivitis atau radang gusi yang dinamakan gingivitis toxica yang ditandai
dengan destruksi gingival tulang dibawahnya, yang dihubungkan dengan kebiasaan
mengunyah tembakau.
Silikat yang
terdapat di dalam daun tembakau dan pengunyahan dalam waktu lama
berangsur-angsur akan mengikis elemen gigi sampai gingiva. Elemen-elemen ini
berubah warna menjadi cokelat, tidak sakit karena proses berjalan lambat dan
terus-menerus.
LEBIH BAIK NGINANG ATAU MEROKOK ?
Selain
dibakar dalam bentuk rokok, tembakau juga dinikmati dengan cara lain termasuk
dikunyah bersama daun sirih (nginang). Meski
tidak berasap, nginang ternyata
memiliki risiko kesehatan yang sama dengan merokok.
Tradisi
mengunyah tembakau dikenal luas di berbagai daerah di Indonesia maupun dunia.
Salah satunya di Jawa Tengah dan sekitarnya, yang populer dengan istilah nginang atau nyusur.
Saat nginang, tembakau tidak digunakan sendirian melainkan ada
campurannya. Di antaranya adalah endapan kapur (Jawa: njet), buah pinang, daun gambir dan tidak lupa daun sirih.
Masyarakat
meyakini, tradisi ini memberikan manfaat bagi kesehatan gigi dan mulut. Meski
belum banyak penelitian tentang dugaan tersebut, kebanyakan penginang memang
memiliki mulut yang sehat serta gigi yang kuat meski berwarna agak kekuningan.
Anggapan ini
mungkin ada benarnya, sebab beberapa campurannya yakni gambir serta daun sirih
dikenal sebagai antiseptik. Senyawa fitokimia yang terkandung di dalamnya dapat
mencegah pertumbuhan kuman-kuman penyebab sakit gigi dan bau mulut.
Selain itu
nginang juga menggunakan endapan kapur sebagai campuran. Endapan yang telah
membentuk pasta ini mengandung kalsium, yang diyakini punya manfaat bagi
kesehatan gigi dan tulang.
Sampai di
sini, manfaat nginang belum terbantahkan. Namun masih ada
satu komponen lagi yang pastinya kontroversial, yakni tembakau. Jika tembakau
dikatakan berbahaya ketika dalam bentuk rokok, apakah hal yang sama berlaku
juga dalam nginang ?
Seperti dilansir
dari ncbi.nlm.nih.gov, Senin (31/5/2010) sebuah penelitian pernah dilakukan
oleh National Board of Health and Welfare (1997) untuk melihat hal itu.
Ternyata pada smokeless tobacco (produk tembakau non-rokok) termasuk nginang,
dijumpai risiko kesehatan yang sama dengan merokok meski sedikit lebih kecil.
Risiko
penyakit jantung dan pembuluh darah pada smokeless tobacco meningkat 2
kali lipat dibandingkan ketika tidak mengonsumsi tembakau. Sedangkan pada
rokok, risiko terebut menginkat 3 kali lipat.
Selain itu, smokeless tobacco dapat meningkatkan tekanan darah sehingga memperbesar
risiko hipertensi. Hal yang sama juga terjadi pada rokok.
Karena
dampak negatifnya lebih kecil, dalam hal ini nginang bisa
dikatakan lebih aman dibandingkan rokok. Apalagi dampak tersebut hanya dialami
oleh yang bersangkutan, tidak seperti rokok yang mengenal istilah perokok
pasif.
Jika dari
sisi kesehatan dampak negatif nginang sudah
ditemukan, dampak negatif dari sisi lingkungan sebenarnya juga ada.
Salah satu
komponen dalam nginang adalah
pinang, yang mengandung alkaloid bernama arecoline. Senyawa ini akan memberi
warna yang khas pada air liur saat nginang, yakni merah terang.
Kebiasaan
buruk di desa-desa adalah meludah sembarangan. Dengan warna air liur yang
semacam itu, kebiasaan itu tentu saja akan meninggalkan noda berupa bercak
merah di mana-mana.
Sebenarnya
masyarakat di Indonesia seperti di Jawa mempunyai wadah khusus untuk meludah,
berupa kaleng kecil yang disebut tempolong. Masalah
lingkungan akan teratasi jika saja semua orang yang nginang punya wadah semacam ini.
PERKEMBANGAN NGINANG DI ERA GLOBALISASI
Dalam budaya
Jawa, tradisi nginang memiliki makna filosofi, berasal dari kata enang’e atau
menjadi saksi. Dulu masyarakat mendengarkan ajaran agama Islam sambil mengunyah
sirih, agar lebih bisa konsentrasi dan menjadi saksi atas petuah-petuah kanjeng
Nabi. Namun seiring perkembangan jaman, tradisi nginang semakin hilang.
Biasanya keraton Kasunanan Surakarta masih menggelar tradisi nginang ini untuk
menyambut datangnya Maulid Nabi Muhammad SAW.
sumber : http://ahsanfile.com/2010/10/20/nginang-sebuah-tradisi-menyehatkan-yang-mulai-punah/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar