Sebuah tim internasional bioenginers telah meningkatkan kemampuan bakteri
untuk menghasilkan isopentenol, senyawa dengan sifat yang mirip dengan bensin.
Temuan ini bertujuan untuk mengembangkan langkah yang signifikan terhadap galur
bakteri yang bisa menghasilkan jumlah industri terbarukan bio-bensin.
Langkah-langkah rekayasa metabolisme ini untuk menghasilkan rantai pendek
pelarut alkohol seperti isopentenol dalam bakteri Escherchia Coli yang telah
berguna bagi berbagai penelitian. Hal demikian telah dijelaskan oleh Aindrila
Mukhopadhyay selaku direktur teknik dan tuan rumah di Joint Bioenergy Insitute
yang terletak di Emeryville, California serta penulis senior.
Beliau mengatakan bahwa biofuel adalah salah satu alat dalam berbagai solusi
energi alternatif yang dapat digunakan dalam infastruktur. Senyawa bahan bakar
berkelanjutan yang dihasilkan ini dapat ditambahkan langsung ke campuran bensin
yang digunakan untuk mengimbangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan juga
menurunkan emisi karbon.
Meningkatkan toleransi adalah kunci untuk memindahkan produksi ke arah
tingkat industri yang lebih relevan. Produksi industri membutuhkan unsur yang
kuat dan stabil sehingga dapat menghasilkan dalam waktu yang cukup lama dan
bisa menahan akumulasi seperti dari pelarut biofuel.
Untuk mengatasi tantangan ini, tim yang juga termasuk peneliti dari Nanyang
Technological University di Singapura, University of California, National
University of Singapore, dan Berkeley, memperlakukan non-penghasil galur E.
Coli dengan isopentenol dan menambahkannya.
Mereka memilih sekitar 40 gen bakteri yang mendongkrak dalam menanggapi
isopentenol yang memungkinkan tindakan mereka dapat membantu mengurangi
toksisitas pada beberapa cara. Selanjutnya, mereka masing-masing
mengekspresikan sebagai bakteri aktif yang memproduksi isopentenol untuk
melihat mana yang menungkin dapat meningkatkan pertumbuhan bakteri tersebut.
Dari delapan gen yang diselamatkan pertumbuhannya, dua bakteri cukup
menjanjikan dan meningkatkan produksi isopentenol sebesar 55 persen dan 12
persen. Mukhopadhyay mengatakan bahwa menemukan transporter benar-benar menarik
bagi mereka karena memiliki potensi untuk mengekspor produk akhir yang
menjanjikan.
Sebagai bonus tambahan, protein MdlB adalah calon yang baik untuk percobaan
evolusi diarahkan yang bisa meningkatkan kinerja dan spesifisitas transporter
agar isopentenol keluar secepat mungkin. Menggabungkan transporter lebih
efisien dengan gen lain yang meningkatkan toleransi yang dapat menghasilkan
bio-bensin sebagai bahan bakar.
Dan baru-baru ini ilmuwan Inggris dan Finnlandia sukses memproduksi bahan bakar Propana terbarukan
dengan memanfaatkan bakteri yang umum ditemui pada usus manusia. Terobosan
teranyar ini diyakini akan dapat diproduksi secara massal dalam waktu
dekat.
sumber;
http://www.dw.com/id/ilmuwan-produksi-bahan-bakar-dari-bakteri/a-17896583#silkan Bensin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar