Agar kalian
nyaman di dalam mulut, terkadang makanan dan minuman yang masih panas sering
kali kalian meniupnya agar mempermudah mengkonsumsinya. Maksudnya agar makanan dan
minuman tersebut cepat dingin. Tahukah kalian bahwa cara tersebut tidak
disarankan? Bagaimana penjelasaan ilmiahnya? Mari kita sama-sama mengetahui penjelasan
tersebut.
Bahwasanya meniup
makanan dan minuman akan memberikan peluang transfer kuman dari si peniup ke makanan
dan minuman yang kita tiup. Coba kalian bayangkan apabila kalian sedang sakit
flu, TBC, atau mungkin hepatitis maka kemungkinan
penularan akan terjadi.
Saat kita meniup makanan maka kita akan
mengeluarkan gas CO2 dari mulut. Menurut reaksi kimia, apabila uap air bereaksi
dengan karbondioksida dan akan membentuk senyawa asam karbonat (carbonic acid)
yang bersifat asam, sehingga dapat menjadi masalah bagi kesehatan kita.
Meskipun pendapat tersebut masih perlu
diperdebatkan , karena ada yang berpendapat bahwa reaksi antara CO2 dan H2O
hanya terjadi pada suhu dan tekanan tinggi. CO2 dapat larut dalam air dalam tekanan
tinggi yang membentuk H2CO3. Pada 25 derajat celcius, Kc = 1.70 x 10‾3.
Untuk mencapai keseimbangan reaksi antara
CO2 dan H2O membutuhkan kata lisator. H2CO3 merupakan asam lemah.
Alasan lain kita dilarang meniup makanan
dan minuman adalah sebenarnya yang bermasalah bukan pada airnya tetapi pada komponen
yang berada di dalam air. Dalam air jika mengandung kapur tohor (CaO). Apabila ditiup
oleh napas manusia bereaksi dengan CO2 dalam nafas, maka akan menjadi batu kapur
(CaCO3) dan batu kapur ini merupakan salah satu dari batu ginjal yang paling
sering ditemui.
Sekarang bagaimana jika makanan dan minuman
ditiup dengan menggunakan kipas?
Bahwasanya Pramono menjawab, bahwasanya dari sisi ilmiahnya cara ini berbeda
dengan cara meniup dengan mulut kita, Nafas mengeluarkan CO2 sedangan kipas tidak.
Karena nafas kalau orang yang meniupnya sakit maka akan menular, sedangkan kipas
seperti angin alami.
Tentunya kalian telah memahami bahwasanya
manusia bernafas menghirup oksigen atau O2. Dan menghembuskan karbondioksida atau
CO2. Ketika kita meniup makanan, tentunya kita
yang keluarkan adalah gas CO2, sementara makanan yang masih panas tersebut
mengeluarkan uap air (H2O). Menurut reaksi kimia, apabila uap air bereaksi dengan
karbondioksida akan membentuk senyawa asam karbonat (carbonic acid) yang
bersifat asam.
H2O + CO2 => H2CO3
Perlu kalian ketahui bahwa di dalam darah
kita terdapat H2CO3 yang berguna untuk mengatur pH (tingkat keasaman) di dalam darah.
Darah adalah Buffer (larutan yang dapat mempertahankan pH) dengan asam lemahnya
berupa H2CO3 dan dengan basa konjugasinya berupa HCO3-, sehingga darah memiliki
pH sebesar 7,35 – 7,45 dengan reaksi sebagai berikut :
CO2 + H2O HCO3- + H+
Tubuh tersebut menggunakan penyangga
pH (buffer) dalam darah sebagai pelindung terhadap perubahan yang terjadi secara
tiba-tiba dalam pH darah. Adanya kelainan pada mekanisme dalam pengendalian pH
tersebut, dapat menyebabkan salah satu dari 2 kelainan utama dalam keseimbangan
asam basa, yaitu asidosis atau alkalosis.
Asadosis adalah suatu keadaan dimana
darah terlalu banyak mengandung asam ( atau terlalu sedikit mengandung basa)
dan sering menyebabkan menurunya pH darah.
Sedangkan Alkalosis adalah suatu keadaan
dimana darah terlalu banyak mengandung basa ( atau terlalu sedikit mengandung asam)
dan sering menyebabkan meningkatnya pH darah.
Apabila makanan kita tiup, kemudian karbondioksida
dari mulut akan berikatan dengan uap air dari makanan dan akan menghasilkan asam
karbonat yang akan mempengaruhi tingkat keasamaan dalam darah kita, sehingga akan
menyebabkan suatu keadaan dimana darah kita akan menjadi lebih asam dari seharusnya
sehingga pH dalam darah menurun. Keadaan ini lebih dikenal dengan istilah asidosis.
Pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkonpensasi keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih
banyak asam daripada air kemih. Tetapi kedua mekanisme tersebut tidak akan berguna
apabila tubuh terus menerus menghasilkan asam, sehingga sejalan dengan memburuknya
asidosis, penderita mulai merasakan kelelahan yang luar biasa, rasa ngantuk, semakin
mual dan mengalami kebingungan.
Bila asidosis semakin memburuk, tekanan darah dapat turun, menyebabkan
syok, koma dan bahkan kematian.
Ternyata dampak makanan
dan minuman panas sebelum kita mengkonsumsinya ternyata sangat mengerikan juga ya
teman-teman.
Jadi lebih baik kita menunggu sampai dingin ketika
akan mengkonsumsinya.
Jadi lebih baik kita
menjaga kesehatan tubuh kita dan lebih baik menghindari sesuatu yang akan merusak
kesehatan tubuh kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar