Laman

Rabu, 16 Maret 2016

Bahaya Meniup Makanan & Minuman Panas

Agar kalian nyaman di dalam mulut, terkadang makanan dan minuman yang masih panas sering kali kalian meniupnya agar mempermudah mengkonsumsinya. Maksudnya agar makanan dan minuman tersebut cepat dingin. Tahukah kalian bahwa cara tersebut tidak disarankan? Bagaimana penjelasaan ilmiahnya? Mari kita sama-sama mengetahui penjelasan tersebut.

Bahwasanya meniup makanan dan minuman akan memberikan peluang transfer kuman dari si peniup ke makanan dan minuman yang kita tiup. Coba kalian bayangkan apabila kalian sedang sakit flu, TBC, atau mungkin hepatitis  maka kemungkinan penularan akan terjadi.

Saat kita meniup makanan maka kita akan mengeluarkan gas CO2 dari mulut. Menurut reaksi kimia, apabila uap air bereaksi dengan karbondioksida dan akan membentuk senyawa asam karbonat (carbonic acid) yang bersifat asam, sehingga dapat menjadi masalah bagi kesehatan kita.

Meskipun pendapat tersebut masih perlu diperdebatkan , karena ada yang berpendapat bahwa reaksi antara CO2 dan H2O hanya terjadi pada suhu dan tekanan tinggi. CO2 dapat larut dalam air dalam tekanan tinggi yang membentuk H2CO3. Pada 25 derajat celcius, Kc = 1.70 x 10‾3.

Untuk mencapai keseimbangan reaksi antara CO2 dan H2O membutuhkan kata lisator. H2CO3 merupakan asam lemah.

Alasan lain kita dilarang meniup makanan dan minuman adalah sebenarnya yang bermasalah bukan pada airnya tetapi pada komponen yang berada di dalam air. Dalam air jika mengandung kapur tohor (CaO). Apabila ditiup oleh napas manusia bereaksi dengan CO2 dalam nafas, maka akan menjadi batu kapur (CaCO3) dan batu kapur ini merupakan salah satu dari batu ginjal yang paling sering ditemui.

Sekarang bagaimana jika makanan dan minuman ditiup dengan menggunakan kipas?  Bahwasanya Pramono menjawab, bahwasanya dari sisi ilmiahnya cara ini berbeda dengan cara meniup dengan mulut kita, Nafas mengeluarkan CO2 sedangan kipas tidak. Karena nafas kalau orang yang meniupnya sakit maka akan menular, sedangkan kipas seperti angin alami.

Tentunya kalian telah memahami bahwasanya manusia bernafas menghirup oksigen atau O2. Dan menghembuskan karbondioksida atau CO2. Ketika kita meniup makanan, tentunya kita  yang keluarkan adalah gas CO2, sementara makanan yang masih panas tersebut mengeluarkan uap air (H2O). Menurut reaksi kimia, apabila uap air bereaksi dengan karbondioksida akan membentuk senyawa asam karbonat (carbonic acid) yang bersifat asam.

H2O + CO2 => H2CO3

Perlu kalian ketahui bahwa di dalam darah kita terdapat H2CO3 yang berguna untuk mengatur pH (tingkat keasaman) di dalam darah. Darah adalah Buffer (larutan yang dapat mempertahankan pH) dengan asam lemahnya berupa H2CO3 dan dengan basa konjugasinya berupa HCO3-, sehingga darah memiliki pH sebesar 7,35 – 7,45 dengan reaksi sebagai berikut :

CO2 + H2O HCO3- + H+

Tubuh tersebut menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah sebagai pelindung terhadap perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam pH darah. Adanya kelainan pada mekanisme dalam pengendalian pH tersebut, dapat menyebabkan salah satu dari 2 kelainan utama dalam keseimbangan asam basa, yaitu asidosis atau alkalosis.

Asadosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak mengandung asam ( atau terlalu sedikit mengandung basa) dan sering menyebabkan menurunya pH darah.

Sedangkan Alkalosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak mengandung basa ( atau terlalu sedikit mengandung asam) dan sering menyebabkan meningkatnya pH darah.

Apabila makanan kita tiup, kemudian karbondioksida dari mulut akan berikatan dengan uap air dari makanan dan akan menghasilkan asam karbonat yang akan mempengaruhi tingkat keasamaan dalam darah kita, sehingga akan menyebabkan suatu keadaan dimana darah kita akan menjadi lebih asam dari seharusnya sehingga pH dalam darah menurun. Keadaan ini lebih dikenal dengan istilah asidosis.

Pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkonpensasi  keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam daripada air kemih. Tetapi kedua mekanisme tersebut tidak akan berguna apabila tubuh terus menerus menghasilkan asam, sehingga sejalan dengan memburuknya asidosis, penderita mulai merasakan kelelahan yang luar biasa, rasa ngantuk, semakin mual dan mengalami kebingungan.

Bila asidosis semakin memburuk, tekanan darah dapat turun, menyebabkan syok, koma dan bahkan kematian.

Ternyata dampak makanan dan minuman panas sebelum kita mengkonsumsinya ternyata sangat mengerikan juga ya teman-teman.

 Jadi lebih baik kita menunggu sampai dingin ketika akan mengkonsumsinya.

Jadi lebih baik kita menjaga kesehatan tubuh kita dan lebih baik menghindari sesuatu yang akan merusak kesehatan tubuh kita.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar