Laman

Sabtu, 12 Maret 2016

ZAT YANG TERKANDUNG PADA PEMBALUT WANITA

Pembalut umumnya digunakan wanita saat menstruasi. Namun, pembalut yang telah beredar di pasaran rupanya mengandung klorin yakni bahan kimia yang biasa digunakan sebagai pemutih. Namun, Kementerian Kesehatan meminta kepada para wanita untuk tidak khawatir dengan kandungan klorin pada pembalut, karena yang berbahaya bagi kesehatan adalah pembalut mengandung dioxin.

Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan dari Kementerian Kesehatan bahwa kandungan yang tidak boleh digunakan pada pembalut adalah dioxin dimana jika dalam suhu panas kandungan tersebut dapat menguap dan masuk ke dalam tubuh. 

Kandungan klorin pada pembalut yang beredar di Indonesia dinilai masih dalam batas aman. Akan tetapi, Food and Drug Administration  atau badan pengawas obat dan makanan di Amerika Serikat merekomendasikan bahwa pembuatan pembalut haruslah bebas klorin. Sebab, kandungan klorin pada pembalut wanita maupun pantyliner tidak aman bagi kesehatan organ intim wanita, seperti risiko terjadi iritasi, gatal-gatal, dan juga keputihan. Inilah bahaya kandungan klorin dan dioxin pada pembalut wanita

Beberapa jenis penyakit yang bisa muncul akibat klorin dan juga bahan berbahaya dalam pembalut, salah satunya adalah Pelvic Inflammatory Disease atau radang panggul. Radang panggul tersebut nantinya dapat menimbulkan masalah-masalah reproduksi, salah satunya adalah endometriosis yang bisa memicu kemandulan. Paparan klorin yang tidak terlalu sering mungkin masih bisa ditolerir oleh tubuh, tapi bila paparan klorin sampai bisa diakumulasi atau dalam hal ini pemakaian pembalut yang rutin tiap bulan, tentu saja risiko terserang penyakit semakin besar.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 472/MENKES/PER/V/1996 tentang pengamanan bahan berbahaya bagi kesehatan, mencantumkan klorin sebagai bahan kimia bersifat racun dan iritasi.

Untuk pembalut wanita, haruslah bersih dan tidak mengandung kotoran atau zat asing, tidak berbau, hingga tidak menyebabkan iritasi atau efek yang dapat membahayakan bagi organ intim wanita. 

Berikut adalah tips cara mengatahui ada tidaknya kandungan klorin di dalam pembalut yang biasa anda gunakan.
1. Sobeklah produk pembalut yang biasa anda gunakan, lalu ambil bagian inti di dalamnya.
2. Ambillah segelas air putih. Upayakan menggunakan gelas yang transparan, sehingga air bisa terlihat lebih jelas.
3. Comot sebagian lembar inti pembalut yang biasa anda gunakan, kemudian celupkan ke dalam air tersebut. Lalu aduklah dengan sumpit.
4. Sekarang lihat, apakah ada perubahan warna air di dalam gelas tersebut. Jika bahan pembalut higienis dan bersih, maka seharusnya air akan tetap jernih.
5. Lihat juga apakah produk pembalut tetap utuh atau hancur seperti pulp atau bubur kertas. Jika jawabannya hancur dan airnya keruh, maka ini artinya produk pembalut yang anda gunakan mengandung zat kimia berbahaya pemutih atau klorin.
Bahaya yang timbul akibat menggunakan pembalut berpemutih bisa mempengaruhi kesehatan daerah kewanitaan seperti kanker serviks, demikian menurut Handrawan Nadesul, penulis buku dan praktisi kesehatan. Dokter yang juga dikenal sebagai motivator kesehatan ini juga mengungkapkan bahwa pembalut wanita bisa menimbulkan berbagai penyakit seperti kanker kandung kemih dan kanker usus.
Handrawan menyarankan untuk cara mencegah bahaya dari menggunakan pembalut yang mengandung klorin, yaitu agar wanita mengganti pembalut dengan kain, khususnya handuk, yang sudah jelas aman. Tapi ia setuju bahwa daya serap pembalut memang lebih dahsyat sehingga mungkin akan sulit bagi banyak wanita untuk tidak menggunakan pembalut wanita yang kini banyak dijual.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar