BAHAN PENGAWET YANG DIIZINKAN
NAMUN KURANG AMAN
Beberapa zat pengawet berikut
diindikasikan menimbulkan efek negatif jika dikonsumsi oleh individu tertentu,
semisal yang alergi atau digunakan secara berlebihan.
a. Kalsium Benzoat
Bahan pengawet ini dapat
menghambat pertumbuhan bakteri penghasil toksin (racun), bakteri spora dan
bakteri bukan pembusuk. Senyawa ini dapat mempengaruhi rasa. Bahan makanan atau
minuman yang diberi benzoat dapat memberikan kesan aroma fenol, yaitu seperti
aroma obat cair. Asam benzoat
digunakan untuk mengawetkan
minuman ringan, minuman anggur, saus sari buah, sirup, dan ikan asin. Bahan ini
bisa menyebabkan dampak negatif pada penderita asma dan bagi orang yang peka
terhadap aspirin. Kalsium Benzoat bisa memicu terjadinya serangan asma.
b.Sulfur
Dioksida (SO2)
Bahan pengawet ini juga banyak
ditambahkan pada sari buah, buah kering, kacang kering, sirup dan acar. Meski
bermanfaat, penambahan bahan pengawet tersebut berisiko menyebabkan perlukaan lambung,
mempercepat serangan asma, mutasi genetik, kanker dan alergi.
c. Kalium nitrit
Kalium nitrit berwarna putih atau
kuning dan kelarutannya tinggi dalam air. Bahan ini dapat menghambat
pertumbuhan bakteri pada daging dan ikan dalam waktu yang singkat. Sering
digunakan pada daging yang telah dilayukan untuk mempertahankan warna merah
agar tampak selalu segar, semisal daging kornet. Jumlah nitrit yang ditambahkan
biasanya 0,1% atau 1 gram/kg bahan yang diawetkan. Untuk nitrat 0,2% atau 2
gram/kg bahan. Bila lebih dari jumlah tersebut bisa menyebabkan keracunan,
selain dapat mempengaruhi kemampuan sel darah membawa oksigen ke berbagai organ
tubuh, menyebabkan kesulitan bernapas, sakit kepala, anemia, radang ginjal, dan
muntah-muntah.
d.Kalsium
Propionat/Natrium Propionat
Keduanya
yang termasuk dalam golongan asam propionat sering digunakan untuk mencegah
tumbuhnya jamur atau kapang, Bahan pengawet ini biasanya digunakan untuk produk
roti dan tepung. Untuk bahan tepung terigu, dosis maksimum yang disarankan
adalah 0,32% atau 3,2 gram/kg bahan. Sedangkan untuk makanan berbahan keju,
dosis maksimumnya adalah 0,3% atau 3 gram/kg bahan. Penggunaaan melebihi angka
maksimum tersebut bisa menyebabkan migren, kelelahan, dan kesulitan tidur.
e.Natrium
Metasulfat
Sama dengan Kalsium dan Natrium
Propionat, Natrium Metasulfat juga sering digunakan pada produk roti dan
tepung. Bahan pengawet ini diduga bisa menyebabkan alergi pada kulit.
f. Asam Sorbat
Beberapa produk beraroma jeruk,
berbahan keju, salad, buah dan produk minuman kerap ditambahkan asam sorbat.
Meskipun aman dalam konsentrasi tinggi, asam ini bisa membuat perlukaan di
kulit. Batas maksimum penggunaan asam sorbat (mg/l) dalam makanan
berturut-turut adalah sari buah 400; sari buah pekat 2100; squash 800; sirup
800; minuman bersoda 400.
BAHAN PENGAWET YANG TIDAK AMAN
a. Natamysin
Bahan yang kerap digunakan pada
produk daging dan keju ini, bisa menyebabkan mual, muntah, tidak nafsu makan,
diare dan perlukaan kulit.
b.Kalium
Asetat
Makanan yang asam umumnya ditambahi
bahan pengawet ini. Padahal bahan pengawet ini diduga bisa menyebabkan rusaknya
fungsi ginjal.
c. Butil Hidroksi Anisol (BHA)
Biasanya terdapat pada daging
babi dan sosisnya, minyak sayur, keripik kentang, pizza, dan teh instan. Bahan
pengawet jenis ini diduga bisa menyebabkan penyakit hati dan memicu kanker.
TIPS AMAN MEMILIH MAKANAN:
1. Amati apakah makanan tersebut
berwarna mencolok atau jauh berbeda dari warna aslinya. Snack, kerupuk, mi, es
krim yang berwarna terlalu mencolok ada kemungkinan telah ditambahi zat pewarna
yang tidak aman. Demikian juga dengan warna daging sapi olahan yang warnanya
tetap merah, sama dengan daging segarnya.
2. Jangan lupa cicipi juga rasanya.
Biasanya lidah kita juga cukup jeli membedakan mana makanan yang aman dan mana yang
tidak. Makanan yang tidak aman umumnya berasa tajam, semisal sangat gurih dan
membuat lidah bergetar.
3. Perhatikan juga kualitas makanan
tersebut, apakah masih segar, atau malah sudah berjamur yang bisa menyebabkan
keracunan. Makanan yang sudah berjamur menandakan proses pengawetan tidak
berjalan sempurna, atau makanan tersebut sudah kedaluwarsa.
4. Baui juga aromanya. Bau apek atau
tengik pertanda makanan tersebut sudah rusak atau terkontaminasi oleh
mikroorganisme.
5. Amati komposisinya. Bacalah dengan
teliti adakah kandungan bahan-bahan makanan tambahan yang berbahaya yang bisa
merusak kesehatan.
6. Ingat juga, kriteria aman itu
bervariasi. Aman buat satu orang belum tentu aman buat yang lainnya. Bisa saja
pada anak tertentu bahan pengawet ini menimbulkan reaksi alergi. Tentu saja
reaksi semacam ini tidak akan muncul jika konsumennya tidak memiliki riwayat
alergi.
7. Kalaupun hendak membeli makanan
impor, usahakan produknya telah terdaftar di Badan POM (Pengawas Obat dan
Makanan) yang bisa dicermati dalam label yang tertera di kemasannya.
Sumber: lihat disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar