Apa itu E. Sakazaki ?….Mungkin pertanyaan itu yang sekarang
muncul di kalangan orang tua, khususnya yang masih mempunyai bayi. Di
Indonesia, bakteri Sakazaki “tenar” sejak tahun 2008 lalu.
Ketika itu berdasarkan penelitian yang di lakukan IPB terhadap 74 sampel susu
formula, 13,5 persen di antaranya mengandung bakteri berbahaya tersebut.
Hasil tersebut merupakan kelanjutan dari penelitian yang di lakukan sebelumnya
dari tahun 2003 hingga 2006.
.
Sebenarnya Bakteri Sakazaki
itu apa?
Sakazaki atau yang lengkapnya Enterobacter
Sakazaki merupakan bakteri gram negatif anaerob fakultatif, berbentuk
koliform (kokoid), dan tidak membentuk spora. Bakteri ini termasuk dalam famili
Enterobacteriaceae . Sampai tahun 1980 E. sakazakii dikenal dengan nama
Enterobacter cloacae berpigmen kuning.
Enterobacter sakazakii bukan merupakan mikroorganisme normal pada
saluran pencernaan hewan dan manusia, sehingga disinyalir bahwa tanah, air,
sayuran, tikus dan lalat merupakan sumber infeksi.
Enterobacter sakazakii dapat ditemukan di beberapa lingkungan
industri makanan (pabrik susu, coklat, kentang, sereal, dan pasta), lingkungan
berair, sedimen tanah yang lembab. Dalam beberapa bahan makanan yang potensi
terkontaminasi E. sakazakii antara lain keju, sosis, daging cincang awetan,
sayuran, dan susu bubuk.
.
Bahaya Bakteri Sakazaki
Terhadap Kesehatan
E. sakazakii dapat
menyebabkan radang selaput otak dan radang usus pada bayi. Kelompok bayi yang
memiliki resiko tertinggi terinfeksi E. sakazakii yaitu neonatus (baru lahir
hingga umur 28 hari), bayi dengan gangguan sistem tubuh, bayi dengan berat
badan lahir rendah (BBLR), bayi prematur, dan bayi yang lahir dari ibu yang
mengidap Human Immunodeficiency Virus (HIV)
Angka kematian akibat
infeksi E. sakazakii mencapai 40-80%. Sebanyak 50% pasien yang dilaporkan
menderita infeksi E. sakazakii meninggal dalam waktu satu minggu setelah
diagnosa. Hingga kini belum ada penentuan dosis infeksi E. sakazakii, namun
sebesar 3 cfu/100 gram dapat digunakan sebagai perkiraan awal dosis infeksi.
.
.
Daftar Susu Formula
Yang Di Duga Mengandung Bakteri Sakazaki
Sampai saat ini
pemerintah melalui Kementerian Kesehatan belum mengumumkan daftar susu formula
yang tercemar bakteri Sakazaki. Sebelumnya, Mahkamah Agung (MA) telah
memerintahkan Kementerian Kesehatan, BPOM dan IPB untuk mengumumkan nama
produsen susu formula yang ditemukan mengandung bakteri tersebut.
Beberapa pendapat menyebutkan, perputaran uang dalam penjualan susu formula di Indonesia yang mencapai Rp 6 triliun/tahun dengan jumlah total sekitar 120 ribu ton/tahun, membuat pemerintah berpikir ulang untuk mengumumkan daftar susu formula yang tercemar bakteri Sakazaki.
Beberapa pendapat menyebutkan, perputaran uang dalam penjualan susu formula di Indonesia yang mencapai Rp 6 triliun/tahun dengan jumlah total sekitar 120 ribu ton/tahun, membuat pemerintah berpikir ulang untuk mengumumkan daftar susu formula yang tercemar bakteri Sakazaki.
Namun begitu, BPOM
menegaskan produk susu formula yang beredar saat ini tidak ada lagi yang mengandung
bakteri sakazaki. Menteri Kesehatan dalam wawancaranya juga hanya mengatakan
kalau pada suhu 70 derajat bakteri tersebut akan mati, sebuah kalimat yang
menjadi isyarat Bu Menteri agar para ibu tidak perlu khwatir soal bakteri
Sakazaki dalam susu formula.
.
Pencegahan Bakteri Pada
Susu Formula
Selain E. Sakazaki
sebenarnya terdapat bakteri lain yang sering mengkontaminasi susu formula
antara lain Clostridium botulinu, Citrobacter freundii, Leuconostoc
mesenteroides Escherichia coli Salmonella agona, Salmonella anatum, Salmonella
bredeney, Salmonella ealing, Salmonella Virchow, Serratia
marcescens, Salmonella isangi dan berbagai jenis salmonella lainnya.
Oleh karena itu para ibu harus tahu cara menyajikan susu formula yang baik ke bayinya. Berikut Tips Memberi Susu Pada Bayi.
Oleh karena itu para ibu harus tahu cara menyajikan susu formula yang baik ke bayinya. Berikut Tips Memberi Susu Pada Bayi.
.
Proses Mensterilkan
Peralatan
- Cuci tangan dengan sabun
sebelum membersihkan dan mensterilkan peralatan minum bayi.
- Cuci semua peralatan (botol,
dot, sikat botol dan sikat dot) dengan air bersih yang mengalir.
- Gunakan sikat botol dan sikat
dot untuk membersihkan bagian dalam botol dan dot agar sisa susu yang
melekat bisa dibersihkan.
- Bilas botol dan dot dengan air
bersih yang mengalir.
- Bila menggunakan alat
sterilisator buatan pabrik, ikuti petunjuk yang tercantum dalam kemasan.
- Bila sterilisasi dengan cara
direbus :
1. Botol harus terendam seluruhnya sehingga tidak
ada udara di dalam botol;
2. Panci ditutup dan dibiarkan sampai mendidih
selama 5 – 10 menit;
3. Panci biarkan tertutup, biarkan botol dan dot di
dalamnya sampai segera akan digunakan
- Cuci tangan dengan sabun
sebelum mengambil botol dan dot.
- Bila botol tidak langsung
digunakan setelah direbus:
1. Botol harus disimpan di tempat yang bersih dan
tertutup;
2. Dot dan penutupnya terpasang dengan baik.
.
Proses Penyajian Susu
Formula
- Bersihkan permukaan meja yang
akan digunakan untuk menyiapkan susu formula.
- Cuci tangan dengan sabun dan
air mengalir, kemudian keringkan.
- Rebus air minum sampai mendidih
selama 10 menit dalam ketel atau panci tertutup.
- Setelah mendidih, biarkan air
tersebut di dalam panci/ketel tertutup selama 10 – 15 menit agar suhunya
turun menjadi di atas 70oC.
- Tuangkan air tersebut (suhunya
di atas 70oC) sebanyak yang dapat dihabiskan oleh bayi (jangan berlebihan)
ke dalam botol susu yang telah disterilkan.
- Tambahkan bubuk susu sesuai
takaran yang dianjurkan pada label dan sesuai kebutuhan bayi.
- Tutup kembali botol susu dan
kocok sampai susu larut dengan baik.
- Dinginkan segera dengan
merendam bagian bawah botol susu di dalam air bersih dingin, sampai
suhunya sesuai untuk diminum (dicoba dengan meneteskan susu pada
pergelangan tangan, akan terasa agak hangat, tidak panas).
- Sisa susu yang telah dilarutkan
dibuang setelah 2 jam.
.
Catatan:
- Kalau Anda keluar, bawalah
sebotol air rebus sesuai ukuran yang diperlukan dan sebuah tempat berisi
susu bubuk sesuai takaran yang diperlukan. Jadi, bila sang bayi
memerlukannya, langsung dapat Anda buatkan.
- Selewat 1 jam, buanglah isi
botol yang tidak dihabiskan.
- Perhatikan tanggal pada kaleng susunya dan buanglah kalau kadaluwarsa. Lewat 1 bulan, buanglah kaleng susu bubuk yang sudah dibuka.
- menghangatkan susu tidak boleh melebihi dari 10 menit.
Sekian Semoga Bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar