Laman

Kamis, 17 Maret 2016

Obat Kanker Cisplatin berikatan seperti Lem dalam RNA sel



Obat Kanker Cisplatin berikatan seperti Lem dalam RNA sel

 
Para peneliti medis telah lama tahu kalau cisplatin, sebuah senyawa platinum yang digunakan untuk memerangi tumor dalam hampir 70 persen dari semua kanker manusia, berikatan dengan DNA. Keterikatannya dengan RNA diasumsikan saja, kata kimiawan UO  Victoria J. DeRose, yang memutuskan melihat lebih dekat karena penemuan terbaru mengenai proses sel berbasis RNA yang kritis.
 “Kami melihat RNA sebagai target obat baru,” katanya. “Kami pikir ini penemuan penting karena kita tahu kalau RNA sangat berbeda dalam tumor daripada sel sehatnya yang biasa. Kami pikir kalau platinum akan berikatan dengan RNA, namun RNA akan meluruhkannya dan platinumnya akan dilempar keluar sel. Faktanya, kami menemukan kalau platinum dipertahankan di RNA dan juga berikatan dengan cepat, ditemukan di RNA setelah satu jam pasca perawatan.”
Penelitian yang didanai oleh UO dan National Institute of Health ini didetail dalam sebuah makalah yang diterbitkan dalam ACS Chemical Biology, sebuah jurnal American Chemical Society. Pengarang selain DeRose, anggota jurusan kimia dan Institut Biologi Molekuler UO, adalah mahasiswa doktoral Alethia A. Hostetter dan Maire F. Osborn.
Para peneliti meletakkan cisplatin pada sel ragi (Saccharomyces cerevisiae, organisme model eukariotik yang banyak digunakan dalam biologi) kaya Rna yang terus membelah dengan cepat. Mereka kemudian mengekstrak DNA dan RNA dari sel tersebut dan mempelajari kepadatan platinum per nukleotida dengan spektrometri massa. Lokasi spesifik ion logal diburu lebih jauh dengan metode pembarisan detail. Mereka menemukan kalau platinum dua hingga tiga kali lebih padat di DNA namun jauh lebih tinggi konsentrasinya di RNA. Lebih jauh, obat ini berikatan seperti lem pada bagian tertentu RNA.
DeRose sekarang mencoba memperkuat temuannya. “Dapatkah obat ini dibuat lebih atau kurang reaktif pada RNA tertentu?” katanya. “Mungkinkah kita mampu memanfaatkan target baru ini dan karenanya mengurangi efek racun dari obat?”
Sementara cisplatin efektif dalam mengurangi ukuran tumor, penggunaannya sering tertunda karena isu efek racun, termasuklah insufisiensi renal, tinnitus, anemia, masalah pencernaan, dan kerusakan syaraf.
Peran luas RNA telah diremehkan sejak lengkapnya genom manusia membuka jendela pada DNA, balok pembangun kehidupan. Diasumsikan kalau RNA semata duta yang menyandikan aktivitas protein. Teknologi baru, kata DeRose, telah menunjukkan kalau sejumlah besar RNA menunjukkan berbagai fungsi berbeda pada ekspresi gen, mengendalikannya secara khusus saat perkembangan atau penyakit, khususnya pada sel kanker.
Dalam proyek ini, tim DeRose hanya menjelajahi ikatan cisplatin pada dua bentuk RNA: Ribosom, dimana konsentrasi obat tertinggi ditemukan, dan RNA duta. Ada lebih banyak daerah untuk dilihat, kata DeRose, yang kelompoknya pada awalnya mengembangkan pengalaman menggunakan dan memetakan aktivitas platinum sebagai peniru logam lain dalam penelitiannya pada enzim RNA.
DeRose sekarang berencana bekerja dengan koleganya dari UO Hui Zong, seorang biologiwan yang mempelajari bagaimana kanker muncul, untuk memperluas penelitiannya pada sel tikus untuk melihat apakah temuan pada RNA ragi juga terjadi. Kolaborasi tambahan dengan kimiawan UO Michael Haley melibatkan pembuatan obat berbasis platinum baru dengan “pegangan reaksi” yang akan memungkinkan peneliti menarik dengan mudah obat eksperimental keluar dari sel, sementara tertempel pada target biologis. Perkembangan baru dalam pembarisan RNA dalam, tersedia lewat Genomic Core Facilities UO, dapat memberikan pandangan jauh lebih luas tentang situs diam yang dipilih platinum dalam sel.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar