Apel merupakan salah satu buah yang
paling diminati oleh banyak orang. Kandungan serat dan vitaminnya yang tinggi,
dipercaya dapat melancarkan pencernaan dan berguna untuk orang-orang yang
sedang menjalankan program diet. Selain bisa langsung dinikmati, apel
juga bisa disajikan dalam berbagai kreasi makanan dan minuman, seperti, jus
apel, pie apel, setup apel, dan olahan menarik lainnya. Apel impor menjadi
primadona di pasar-pasar di Indonesia. Tampilannya menarik dan lebih
banyak diminati konsumen. Apel-apel cantik ini dilapisi lilin agar lebih
tahan lama. Bukan lilinnya yang membahayakan kesehatan, namun ketidak tahuan
masyarakat akan fungsi lilin tersebut yang kemudian membahayakan. Menurut Food
and Drug Administration (FDA) Amerika, lapisan lilin yang banyak dipakai pada
buah-buahan berasal dari bahan alami (non petroleum-based) dan aman dipakai
untuk semua jenis makanan.
Hal itu juga diamini oleh Agustina,
mahasiswa jurusan Gizi Masyarakat IPB. “Kalau lilinnya sebenarnya tidak berbahaya
karena menggunakan lilin foodgrade jadi aman untuk pangan. Yang berbahaya
justru jika ada pestisida atau kotoran yang menempel pada apel dan tertutup
oleh lilin” tutur agustina. Lilin pelapis ini menahan pestisida yang telah
menempel pada permukaan apel. Masyarakat yang tidak tahu dan tidak
memperhatikan kebersihan biasanya langsung menyantap saja apel yang terlihat
segar tersebut. Padahal untuk mengetahui apakah apel tersebut mengandung lilin
atau tidak, caranya sangat mudah. Hanya dengan mengerok menggunakan pisau tajam
pada bagian permukaan apel. Jika kulitnya mengeluarkan serpihan lilin maka apel
tersebut benar mengandung lilin sebagai pengawet agar tahan dalam jangka waktu
yang sangat lama.
Perjalanan impor yang memakan waktu lama
memaksa produsen mengawetkan apel-apel tersebut dengan lilin agar tidak cepat
busuk. Di samping itu, fungsi lain dari lilin ini adalah agar buah tetap
terlindungi selama masa penyimpanan, penjualan, memperbaiki penampilan dan
meningkatkan selera, menjaga kelembaban buah, mencegah tumbuhnya jamur serta
menjaga buah tersebut dari benturan fisik. Dari segi ekonomi, jelas
menguntungkan bagi penjual. Buah yang diawetkan dengan lilin tentu lebih tahan
lama selama masa penjualan, sehingga penjual tidak perlu khawatir apel akan rusak
dan cepat busuk. Hal lain yang juga penting adalah penjual tidak perlu terlalu
sering memesan apel impor kepada produsen sehingga bisa menekan biaya transport
pengiriman apel-apel tersebut.
Dari tiga lapak penjual buah-buahan di
Yogyakarta yang kami datangi, ketiganya menjual apel mengandung lilin. Merek
yang dijajakan pun sama. Setelah dikerok menggunakan pisau cutter ternyata
muncul lapisan-lapisan lilindari permukaanya. Dimasyarakat sosial sendiri,
masih banyak orang tidak tahu bahaya yang ditimbulkan dari apel yang mengandung
lilin. Masyarakat cenderung sering mengkonsumsi apel secara langsung tanpa
dicuci terlebih dahulu. Orang-orang Indonesia pada umumnya memiliki sifat acuh
tak acuh terhadap kualitas makanan yang dikonsumsinya. Kebanyakan diantara
masyarakat ini tidak mengetahui adanya lilin yang terkandung di kulit apel.
Disamping itu, ada juga beberapa yang memperhatikan hal tersebut, salah
satunya adalah Ibu Agatha yang mengetahui bahwa fungsi lilin tersebut adalah
sebagai pengawet, dan mempunyai cara sendiri untuk mengakalinya. “Saya tahu
kalau ada apel yang mengandung lilin, jadi supaya aman, kalau mau makan,
kulitnya saya kupas saja,” ujarnya.
Sebenarnya kulit apel memiliki manfaat
yang baik bagi tubuh. Seperti contoh, untuk mengurangi dan membakar lemak
pemicu obesitas, kadar gula darah (pemicu penyakit Diabetes), kolesterol, dan
trigliserida dalam tubuh manusia. Solusi terbaik dalam mengkonsumsi apel adalah
dengan mencucinya sampai bersih agar kandungan lilin dan pestisidanya hilang
sehingga kita tidak perlu mengupas kulitnya yang bermanfaat bagi tubuh. Lilin
pelapis apel memang tidak berbahaya, namun ketidakpedulian masyarakat akan hal
ini dapat menimbulkan bahaya kesehatan apabila tidak diperhatikan cara
membersihkannya. Sebenarnya yang berbahaya pada apel tersebut adalah kandungan
pestisidanya. Jika terlapisi lilin, dikhawatirkan pestisida yang menempel pada
apel bisa ikut termakan jika tidak dicuci. Zat pestisida inilah yang
membahayakan kesehatan dan menimbulkan berbagai penyakit. Kanker, Leukimia,
Tumor, dapat menyerang konsumen jika mengkonsumsi apel tanpa dicuci dalam
jangka panjang.
Untuk menghindari penyakit-penyakit mahal tersebut, kita
sebaiknya memulainya dengan kebiasaan yang paling mudah terlebih dahulu,
seperti dengan mencuci buah dan sayur yang akan dikonsumsi dengan air mengalir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar