Laman

Sabtu, 12 Maret 2016

Serangga Perusak Kulit



Serangga Perusak Kulit
           
Sebuah nama yang sudah tak asing lagi di telinga masyarakat dunia. Terutama Negara kita Indonesia, yang akhir-akhir ini tengah digemparkan dengan nama tersebut. Tomcat, ya benar dong sudah tak asing lagi ? Jika iya, maka apa sih tomcat itu? Ternyata tomcat disebut juga sebagai Semut Semai (nama ilmiah: Paederus littoralis), disebut pula Kumbang Rove  (Rove Beetle) atau dengan nama daerah Semut Kayap  atau Charlie  di Indonesia, adalah kelomok utama dari hewan beruas (Arthropoda) yang termasuk dalam keluarga besar Kumbang (Staphylinidae), terutama dibedakan oleh panjang pendeknya penutup pelindung sayap ("sayap berlapis") yang meninggalkan lebih dari setengah dari perut mereka terbuka.
Seperti apa sih anatomi tubuh dari tomcat itu? Tomcat sendiri memiliki ukuran berkisar antara 1 hingga 35 mm (1,5 inci), dengan sebagian besar di kisaran 2-8 mm, dan bentuk umumnya memanjang, dengan beberapa serangga tomcat yang berbentuk bulat seperti telur. Badannya berwarna kuning gelap di bagian atas, bawah abdomen (perut) dan kepala berwarna gelap. Pada antena kumbang biasanya 11 tersegmentasi dan filiform, dengan clubbing moderat dalam beberapa generasi kumbang. Biasanya, kumbang ini terlihat merangkak di kawasan sekeliling dengan menyembunyikan sayapnya dan dalam pandangan sekilas ia lebih menyerupai semut. Apabila merasa terganggu atau terancam, maka kumbang ini akan menaikkan bagian abdomen agar ia terlihat seperti kalajengking untuk menakut-nakuti musuhnya.
Tomcat tidak mengigit ataupun menyengat. Tomcat akan mengeluarkan cairan secara otomatis bila bersentuhan atau bersentuhan dengan kulit manusia secara langsung. Seperti yang telah dialami saya sendiri. Ya adanya artikel ini berawal dari pengalaman yang telah dialami. Akhirnya dari situlah timbul rasa penasaran terhadap hewan yang membahayakan ini. Gawatnya, Tomcat juga akan mengeluarkan cairan racunnya ini pada benda-benda seperti baju, handuk, ataupun benda-benda lainnya. Pada jenis serangga tertentu, terdapat cairan yang diduga 12 kali lebih kuat dari bisa ular kobra. Cairan hemolimf atau toksin ini disebut sebagai 'pederin' (C24H43O9N). Jika sudah terkena dermatitis, segera bersihkan seprei, sapu tangan, handuk, pakaian maupun benda-benda yang disinyalir terkena racun tomcat. Bersentuhan dengan kumbang ini saat berbaring atau tidur, menghancurkannya pada badan atau mengosok dengan jari yang kotor akan menyebabkan konjungtivitas dan penyakit kulit yang parah yang dikenali sebagai 'dermatitis linearis', 'pederus (kumbang rove/ staphylinidae) dermatitis'. Kalau melihat Tomcat hinggap di tangan, jangan dipencet atau dibunuh seperti mematikan nyamuk ataupun serangga kecil lainnya. Sebaiknya Tomcat ditiup hingga pergi, atau diambil dengan hati-hati menggunakan alat atau tangan yang ditutupi plastik dan dibuang ke tempat yang aman. Setelah itu cuci tangan dengan sabun dan ulangi lagi. Kalau bisa semprot serangga itu dengan racun serangga dan disingkirkan tanpa harus menyentuhnya secara langsung. Sejatinya, serangga ini merupakan sahabat petani karena merupakan predator alami bagi wereng, salah satu hama yang menjadi musuh utama para petani. Tomcat merupakan kelompok serangga pertanian, tetapi dalam 3 sampai 4 tahun terakhir dilaporkan adanya gangguan kesehatan pada manusia yang disebabkan oleh serangga tersebut
Berbicara tentang zat kimia pederin, berarti kita harus mengetahui zat tersebut. Tahukah anda zat apakah itu? Pederin adalah nama racun yang dihasilkan oleh serangga Paederus. Racun ini ada di seluruh bagian tubuh serangga Paederus. Jika diekstraksi, setiap tubuh serangga betina Paederus bisa dihasilkan racun pederin sekitar 0,025% dari berat totalnya. Adapun pada tubuh Paederus jantan, racun pederin yang dihasilkan lebih sedikit. Bahkan konon, racun pederin jantan hanya 1/10 dari total racun pederin yang dihasilkan seranggan Paederus betina. Rumus kimia untuk pederin adalah C25H45O9N. Sedangkan pederin sendiri pertama kali diisolasi pada tahun 1949.
Efek apa sih yang dihasilkan dari pederin pada kulit manusia?
Pederin adalah racun yang kuat. Kekuatannya konon 12 kali lebih dahsyat dari racun ular kobra. Bahkan racun ini bisa bertahan 8 tahun setelah serangga Paederus mati. Efeknya sendiri bisa menyebabkan gatal-gatal panas seperti terbakar, bengkak, iritasi, hingga benjolan-benjolan berair yang mirip herpes.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa serangga Paederus tidak mengeluarkan racun ini saat menggigit atau menyengat. Hal ini karena serangga jenis ini tidak menggigit atau pun menyengat. Dia hanya mengeluarkan racun ini jika dalam keadaan terancam. Jadi di sini, racun bertindak sebagai alat dalam bertahan hidup. Manusianya sendiri bisa terkena racun ini jika tubuh serangga Paederus dipecahkan.
Setiap kekurangan, pasti memiliki kelebihan. Termasuk zat yang sedang kita bahas ini. Ternyata juga merupakan zat antikanker dan antitumor.



Selain merupakan racun, pederin ternyata merupakan zat yang cukup penting. Dari hasil penelitian banyak ilmuwan terbukti bahwa pederin itu mempunyai peran sebagai antitumor dan antikanker yang potensial. Hal ini dilihat dari kemampuannya dalam menghambat sintesis DNA tanpa mempengaruhi sintesis RNA, mencegah pembelahan sel, dan juga memperpanjang umur tikus yang terkena tumor.
Pada tahun 2002, kelompok Piel Jörn di Max Planck di Jena, Jerman, menemukan bukti bahwa senyawa yang sangat beracun ini (pederin) sebenarnya berasal dari bakteri Pseudomonas sp. yang hidup bersimbiosis di dalam tubuh serangga Paederus. Dan semua serangga jenis ini melakukan simbiosis dengan bakteri tersebut. Akibatnya semua jenis serangga ini mampu menghasilkan senyawa pederin.
Karena pederin sudah terbukti sebagai zat yang aktif sebagai antitumor dan atikanker yang potensial serta karena bakteri Pseudomonas mampu menghasilkan pederin, saat ini para ahli melakukan produksi pederin secara sintetik dan massal tanpa melalui ekstraksi tubuh serangga Paederus. Teknik yang dipakai yaitu dengan melalui produksi pederin dari bakteri Pseudomonas secara langsung. Para ahli menganggap hal ini lebih mudah dan lebih cepat.
Meskipun pederin merupakan racun yang kuat, serangga Paederus ataupun bakteri Pseudomonas tidak pernah teracuni. Hal ini sama saja dengan ular beracun yang tak bisa teracuni oleh bisanya sendiri. Mekanisme seperti ini disebut sebagai sistem endogen untuk melindungi diri sendiri.
            Untuk pencegahannya, yaitu dengan menutup jendela dan matikan lampu jika tidak digunakan karena Tomcat menyukai tempat-tempat yang terang. Jangan memakai pakaian yang terbuka untuk menghindari sentuhan langsung dengan Tomcat. Sebaiknya jendela diberi kasa nyamuk agar Tomcat tidak bisa masuk. Hati-hati jika memiliki anak kecil yang suka bermain di dekat tanaman dan singkirkan dari rumah apabila tanaman tersebut dalam kondisi tidak terawat karena dapat berpotensi menjadi sarang Tomcat.
Semoga bermanfaat!!!


Sumber  :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar