Di negara lain yang
mengalami musim salju pasti tidak asing lagi dengan salah satu kegitan Snow
removal. Apa snow removal ? yang dimaksud snow removal atau
artinya itu penghilang salju adalah upaya menghilangkan salju yang menutupi
jalanan supaya perjalanan tidak terganggu oleh adanya salju.
Ilmu
kimia menjelaskan bahwa snow removal
adalah salah satu sifat koligatif larutan khusus-nya pada bagian penurunan
titik beku. Dalam kimia dijelaskan cara yang dapat dilakukan adalah dengan
menambahkan bahan kimia yang dapat melelehkan salju (air beku). Yang paling
murah dan mudah ditemui adalah dengan menggunakan garam dapur atau natrium
klorida (NaCl). Dalam aplikasinya, garam dapur terkadang dicampur dengan pasir
atau kerikil halus, dan disebarkan menggunakan truk.
Akan tetapi, penggunaan natrium klorida meskipun murah
namun kurang efektif. Hal ini karena kelarutan garam dapur dalam air yang tidak
terlalu besar. Larutan garam dapur akan membeku pada suhu sekitar -18 oC.
Artinya, jika suhu udara di bawah -18 oC, katakanlah -25 oC,
maka garam dapur tidak dapat “melaksanakan tugasnya”. Belum lagi sifat korosif
dari garam dapur yang dapat menyebabkan karat pada logam terutama besi.
Padahal, sebagaimana kita ketahui, mobil, jembatan, dan hampir semua
barang-barang yang ada di sekitar kita tersusun oleh logam terutama besi.
Untuk mengatasi hal ini, banyak pihak yang kemudian
menggunakan garam lain yang lebih mahal yaitu kalsium klorida dan magnesium
klorida. Kedua senyawa ini, karena memiliki jumlah ion yang lebih banyak daripada
NaCl, tidak hanya menurunkan temperatur lebih besar daripada NaCl, tapi juga
proses pelarutannya bersifat eksoterm, sehingga panas yang dihasilkan dapat
membantu melelehkan salju dengan lebih cepat dan efektif.
Cara lain adalah dengan menggunakan senyawa organik
yang dicampur dengan kalium klorida (garam batu), dan magnesium klorida.
Campuran ini terbukti efektif menurunkan suhu sampai -34 oC.
Pertanyaannya, mengapa larutan NaCl yang bersuhu -18 oC tidak mampu mencairkan es yang bersuhu -25 oC, sedangkan campuran senyawa organik, KCl, dan MgCl2, yang bersuhu -34 oC, dapat menurunkan suhu es yang bersuhu 25 oC?
Jawabannya sederhana, karena -25 oC lebih rendah daripada -18 oC, dan lebih tinggi daripada -34 oC. Maksudnya ?
Begini, untuk mudahnya, perhatikan bagan sederhana berikut ini :
Pertanyaannya, mengapa larutan NaCl yang bersuhu -18 oC tidak mampu mencairkan es yang bersuhu -25 oC, sedangkan campuran senyawa organik, KCl, dan MgCl2, yang bersuhu -34 oC, dapat menurunkan suhu es yang bersuhu 25 oC?
Jawabannya sederhana, karena -25 oC lebih rendah daripada -18 oC, dan lebih tinggi daripada -34 oC. Maksudnya ?
Begini, untuk mudahnya, perhatikan bagan sederhana berikut ini :
Nah, dari bagan di atas sudah jelas, bahwa pada suhu
-18 oC, larutan NaCl sudah membeku (berwujud padat), bagaimana dia
mau mencairkan es yang suhunya -25 oC, dia saja berbentuk padat pada
suhu di bawah -18 oC. Lain halnya dengan campuran zat organik yang
bersuhu -34 oC, pada suhu -25 oC, dia berada dalam
keadaan cair, jadi dia dapat mencairkan es yang ada di sekitarnya (istilah
lainnya, mentransfer energi yang dia miliki supaya es-nya mencair). Faham
sekarang kan ?
Nah, itulah salah satu aplikasi dari sifat koligatif
larutan yaitu dalam hal pencairan salju yang biasanya dilakukan di daerah
subtropis (negara dengan 4 musim) pada musim dingin, atau di daerah kutub. Di
negara kita yang berhawa tropis belum pernah terjadi salju dan Insya Allah
tidak akan pernah.
Sumber : http://chem-misteri.blogspot.co.id/2014/08/aplikasi-sifat-koligatif-larutan-snow.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar