Kata yoghurt berasal
dari bahasa Turki yang artinya padat dan tebal. Penelitian modern membuktikan
yoghurt diteliti mengandung probiotik atau bakteri
bermanfaat salah satunya Lactobacillus bulgaricus, sehingga
ada juga yang menduga bahwa yoghurt diciptakan pertama kali di Bulgaria
(Anonim, 2012).
Yoghurt dibuat dengan memasukkan bakteri spesifik ke
dalam susu di bawah temperatur yang dikontrol dan kondisi lingkungan, terutama
dalam produksi industri. Bakteri merombak gula susu alami dan melepaskan asam
laktat sebagai produk sisa. Keasaman meningkat menyebabkan protein susu untuk
membuatnya padat. Keasaman meningkat (pH=4-5) juga menghindari proliferasi
bakteri patogen yang potensial. Di Amerika
Serikat, untuk dinamai yoghurt, produk
harus berisi bakteri Streptococcus
salivarius subsp. thermophilus dan Lactobacillus delbrueckii subsp.
bulgaricus.
Pada kebanyakan negara, produk
mungkin disebut yoghurt hanya jika bakteri hidup ada di produk akhir. Produk
yang telah dipasteurisasi, yang tidak punya bakteri hidup, disebut susu
fermentasi (minuman).
Yoghurt kaya akan protein, beberapa vitamin B,
dan mineral yang penting. Yoghurt memiliki lemak setara dengan susu yang menjadi
bahannya. Yoghurt bisa dikonsumsi orang yang alergi terhadap susu karena struktur laktosa yoghurt telah
dirusak oleh bakteri.
Proses
pembuatan yoghurt melalui proses fermentasi, yaitu dengan menggunakan susu
segar dan harus menggunakan susu putih, proses ini sangat lambat dan tidak terduga karena tergantung bakteri
yang melekat di dalam susu. Bakteri tersebut akan menguraikan laktosa
(gula susu) menjadi asam laktat dan berbagai komponen aroma dan citarasa. Menurut Frazier dan Westhoff (1978), starter atau
bakteri terbaik untuk pembuatan yoghurt adalah campuran L. bulgaricus clan S. thermophillus. Dosis starter yang
diberikan akan mempengaruhi tingkat keasaman yoghurt yang dihasilkan. Biasanya dengan dosis 2-5% starter yoghurt yang
aktif dalan suhu inkubasi 45° C selama 4-6 jam akan
menghasilkan yoghurt dengan keasaman 0,7-1,0% (Dewipadma, 1978).
Persamaan
Reaksi Kimia
C6H12O6 →
2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP (Energi yang dilepaskan:118 kJ per mol)
Dijabarkan sebagai Gula (glukosa, fruktosa, atau
sukrosa) → Alkohol (etanol) + Karbondioksida + Energi (ATP).
Berikut
adalah Klasifikasi bakteri dalam pembuatan yoghurt
Lactobacillus
bulgaricus
|
Streptococcus
thermopilus
|
|
Kingdom
|
Prokariotik
|
Prokariotik
|
Diviso
|
Schizophyta
|
Schizophyta
|
Kelas
|
Eubacteriales
|
Eubacteriales
|
Familia
|
Lactobacillaceae
|
|
Genus
|
Lactobacillus
|
Eubacteriales
|
Spesies
|
Lactobacillus bulgaricus
|
Streptococcus thermopilus
|
Dengan proses fermentasi inilah yang membuat rasa yoghurt akan menjadi asam, karena adanya perubahan laktosa menjadi
asam laktat oleh bakteri-bakteri tersebut. Apabila tidak diinginkan
rasa yang tidak terlalu asam, tambahkan zat
pemanis (gula, sirup) maupun berbagai flavour buatan dari buah-buahan misalnya strawberry,
nanas, mangga, jambu, dan sebagainya.
Menurut
Everlasting (2010), macam-macam yoghurt dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu :
a. Yoghurt
pasteurisasi, yaitu yoghurt yang setelah masa inkubasi selesai dipasteurisasi
untuk mematikan bakteri dan memperpanjang umur simpannya
b. Yoghurt
beku, yaitu yoghurt yang disimpan pada suhu beku
c. Dietetic
yoghurt, yaitu yoghurt rendah kalori, rendah laktosa, atau yang ditambah
vitamin dan protein
d. Yoghurt
konsentrat, yaitu yoghurt dengan total padatan sekira 24%
Berdasarkan
kadar lemaknya, yoghurt dapat dibedakan atas yoghurt berlemak penuh (kadar
lemak lebih dari 3%), yoghurt setengah berlemak (kadar lemak 0,5-3,0%), dan
yoghurt berlemak rendah (lemak kurang dari 0,5%). Perbedaan kadar lemak tersebut
berdasarkan jenis susu dan campuran bahan yang
digunakan dalam pembuatannya.
Yoghurt
memiliki banyak manfaat, diantaranya adalah (Anonim B, 2012) :
a. Meremajakan wajah
Tidak perlu biaya mahal untuk
merawat kulit agar terlihat sempurna. Yogurt mengandung asam laktat, yang
merupakan komponen dalam prenting bahan kimia untuk pergantian kulit.
b. Pembersih
yang ramah lingkungan
Perabotan dari kuningan dapat
berkilau kembali menggunakan yoghurt. Asam laktat-nya juga berfungsi
menggerogoti kotoran.
c. Membantu
pencernaan
Yoghurt dapat membantu masalah
perut. Probiotik (jenis bakteri yang menguntungkan) terkandung dalam beberapa
yogurt menyeimbangkan mikroflora dalam usus dan dapat membantu pencernaan serta
menjaga tubuh tetap sehat. Untuk mendapat manfaatnya, pastikan yoghurt
mengandung setidaknya satu miliar unit pembentuk koloni (colony-forming units
atau CFUs) probiotik hidup. Informasi ini biasanya tersedia di situs-situs merk
Yoghurt terkenal.
d. Menjaga
jantung tetap sehat
Yoghurt juga
baik loh untuk jantung sebab rendah lemak, bahkan bebas lemak. Mengonsumsinya
dapat membantu menurunkan risiko terserang tekanan darah tinggi.
Protein khusus dalam susu mengatur tekanan darah, kadar kalsium, magnesium, potasium, dan menyebabkan efek penurun tekanan darah.
Protein khusus dalam susu mengatur tekanan darah, kadar kalsium, magnesium, potasium, dan menyebabkan efek penurun tekanan darah.
Syarat mutu
yoghurt berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-2981-1992, adalah
sebagai berikut (Sumardikan, 2007):
Tabel
2. SyaratMutu Yoghurt (SNI 01-2981-1992)
No.
|
KriteriaUji
|
Spesifikasi
|
1.
|
Keadaan
- Penampakan
- Bau
- Rasa
- Konsentrasi
|
-Cairan kental
sampai semi padat
- Normal/khas
- Asam/khas
- Homogen
|
2.
|
Lemak : % ; b/b
|
Maks. 3,8
|
3.
|
Bahan Kering Tanpa Lemak : %
; b/b
|
Maks. 8,2
|
4.
|
Protein: % ; b/b
|
Min. 3,5
|
5.
|
Abu
|
Maks. 1.0
|
6.
|
Jumlah asam (sebagai laktat)
: %
; b/b
|
0,5 – 2,0
|
7.
|
Cemaran logam
- Timbal (Pb): mg/kg
- Tembaga (Cu) : mg/kg
- Seng (Zn) : mg/kg
- Timah (Sn) : mg/kg
- Raksa (Hg) : mg/kg
- Arsen (As) : mg/kg
|
Maks.0,3
Maks. 20
Maks. 40
Maks. 40
Maks. 0,03
Maks. 0,1
|
8.
|
Cemaran mikroba
- Bakteri coliform
- E.coli ;
APM/g
- Salmonella
|
Maks. 10
< 3
Negatif / 100 gram
|
SUMBER
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar