Siapa diantara kalian yang mengetahui apa itu fullerene? mungkin kalian
masih asing dengan nama material yang satu ini, mendengarnya pun tidak pernah,
apa lagi mengetahuinya. Kalian
penasaran? So mari kita ta’arufan dengannya !
Taukah
kamu, material ini tengah mendapat perhatian yang luar biasa, kususnya peneliti
teknologi nano. Selain menarik untuk dikaji secara ilmiah, fullerene juga
berpotensi besar diaplikasikan dalam berbagai bidang. Fullerene pertama kali ditemukan oleh tim
ilmuwan dari Rice University Houstown, Texas pada bulan September 1985. Penemu material tersebut meraih
penghargaan Nobel bidang kimia tahun 1996.
Satu
nano meter sama dengan sepermiliar meter. Sebelum penemuan itu, para ahli kimia
karbon tidak menyangka bahwa akan ditemukan material lagi dari unsur karbon.
Fullerene
tersusun dari unsur murni karbon berjumlah 60 atom dikenal dengan C60 atau
lebih, antara satu dan lainnya terhubung dengan ikatan kimia berjenis orbital
Sp 3. selama ini telah dikenal beberapa jenis fullerene seperti C60, C70, C120
dan lain sebagainya. Dari jenis tersebut, C60 merupakan material yang paling
populer karena ditemukan pertama yang
dikenal dengan nama “Bucky Ball” atau berbentuk unik seperti bola sepak.
Sebelum
fullerene muncul, para ahli kimia karbo beranggapan bahwa tidak ada lagi
material dari unsur karbon yang lebih stabil dari berlian dan grafit. Karena
itu, munculnya fellarene dengan komposisi unsur karbon simetris dan bentuk yang
elok, amat , menyegarkan iklim penelitian di bidang kimia karbon. Penemuan
fullerene memicu ditemukannya material baru bernama nanotube (disingkat CNT)
berbentuk pipa, yang tidak kalah penting dibidang teknologi nano.
Kalau
awalnya para ahli hanya mengakui kalau zat C60 bersifat stabil, maka baru pada
tahun 1990 dua peneliti bernama W Kratschamer dari Jerman dan D Huffman dari
Amerika dalam suatu kerja sama penelitian, berhasil memproduksi C60 dalam skala
besar dalam metode baru. Hasilnya bentuk C60 bisa diukur dan dibuktikan memang
seperti bola sepak seperti prediksi penemunya.
Hasil
eksperimen tersebut menguatkan keberadaan fullerene dan sekaligius membuat
penasaran para peneliti untuk menguji karakteristikya. Maka menjamurlah
penelitian dengan berfokus pada fullerene dari berbagai macam disiplin ilmu.
Dilihat
dari sifat penghantar listrik, pada umumnya fullerene bersifat isolator. tetapi
jika logam alkali dimasukan ke dalam fullerene, maka pada suhu ruangan material
ini akan bersifatsebagai logam. Telah ditemukan juga, jika unsur “kalium” yang
didopingkan , benda tersebut berubah menjadi superkonduktor.
Tahun
2001 ditemukan lagi keunikan material baru tersebut, yakni bahwa fullerene
bersifat sebagai magnet pada suhu dan tekanan yang tinggi. Dengan metode lain
bisa didapatkan pula fullerene yang bersifat sebagai semikonduktor . begitu
banyak fenomena-fenomena unik yang muncul dari fullerene ini, yang mukin masih
akan terus bertambah.
Sifat
penghantar fullerene yang bisa dikontrol, struktur dalam ukuran nanometer, dan
sifat kimiawi yang stabil inilah yang menarik perhatian para peneliti karena
yakin bisa diaplikasikan di bidang elektronika terutama kuantum.
Sekarang
saja telah banyak perusahaan-perusahaan elektronika, terutama di Jepang
(seperti Thosiba, Sumitomo Kagaku, dan lain-lain) memakai fullerene untuk
mengembangkan solar cell (penghasil energi dari sinar matahari). Selain
costdown yang memungkinkan, fullereneberpotensi menghasilkan solar cell dari
poli-silikon sekarang.
Fullerene
juga berpotensi digunakan dalam pengembangan fuel cell, sebagaimana dilakukan
grup peneliti di Institut Teknologi California dan perusahaan Sony Jepang. Fuel
cell adalah jenis baterai pembangkit energi listrik dari reaksi kimia antara
gas hidrogen dan oksigen. Karena outputnya hanya menghasilkan air saja,
teknologi ini tidak polusif dan ramah lingkungan.
Dalam
baterai fuel cell, penggunaan fullerene diharapkan bisa menghasilkan fuel cell
dalam ukuran kecil yang tidak bisa direalisasikan dengan bahan yang dipakai
skarang.
Aplikasi
lain dari fullerene adalah untuk hardisk komputer, karena fullerene memiliki
sifat magnet dalam kondisi tertentu. Fullerene juga bisa diaplikasikan dalam
bidang kesehatan.
Konon, fullerene berpotensi untuk mencegah
perkembangan virus HIV (Human
Immunodeficiency Virus) , yang berarti memungkinkan dipakai sebagai obat AIDS
(Acquired Immuno Deficiency Syndrome).
Begitu kaya untuk dikaji secara keilmuan
dan besarnya potensi yang dimiliki fullerene ini, membuat ketiga penemuannya
mendapat penghargaan Nobel bidang kimia pada tahun 1996.
Cukup sekian perkenalan tentang Fullerene ini, semoga bermanfaat ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar